Selasa, 28 Februari 2023

Cerita Dewasa Sandra Yang Masih Perawan



PUJA88 > Cerita Dewasa Sandra Yang Masih Perawan - Cerita Dewasa ini terjadi di tahun 2015, ketika aku dan Agus, dan Fery bekerja di sebuah perusahaan IT di bilangan Jakata Selatan. Perusahaan aku saat itu menyewa sebuah rumah yang dijadikan kantor. Selain itu perusahaan aku, rumah tersebut juga disewa oleh dua perusahaan lainnya yang bergerak di bidang jasa. Saat itu aku bekerja sebagai staf administrasi. Perusahaan aku terbilang kecil, hanya memiliki karyawan di bawah 10 orang saja.


Kehidupan seksual aku sebenarnya normal, aku telah berkeluarga dan memiliki anak berumur 1 tahun. Kebahagiaan kami berjalan seperti layaknya sebuah keluarga kecil yang bahagia, tanpa kekurangan satu hal pun. Hingga pada suatu saat, perusahaan yang bersebelahan dgn aku, sebut saja PT xxx, mempekerjakan seorang karyawati baru di bidang administrasi.


Namanya Sandra. Gadis ini berperawakan kecil mungil menarik, namun manis. Berkulit sawo matang dgn mata berbulu lentik. Rambutnya agak ikal. Sandra ini keturunan arab. Sering aku dengar bahwa pria keturunan Arab memiliki libido yang sangat tinggi. Untuk perempuannya, aku belum pernah mendengar selentingan mengenai perilaku seksnya.


Kehadirannya telah menyita perhatian semua karyawan yang bekerja di sana, tidak hanya karyawan tempat perusahaan Sandra berkerja, PT xxx, tapi semua perusahaan yang menyewa tempat tersebut. Hal ini sangat memungkinkan, karena memang perangai Sandra sangat ceria, agak centil, dan juga selalu berpakaian ketat mengundang birahi pria manapun yang melihatnya.


Seringkali Aku dan Sandra mencuri pandang, pandangannya mengisyaratkan sesuatu yang saat itu, aku sendiri belum bisa menangkap makna yang tersembunyi. Suatu ketika, kami bertemu di depan pintu masuk. Saat itu pintu masih dalam keadaan terkunci, sehingga kami terpaksa harus menunggu sampai teman kami yang membawa kunci datang. Dgn agak gugup, aku mencoba memberanikan diri menyapanya.


“Sandra ya.. Gimana.. Kerasan kerja di sini?” pertanyaan yang benar-benar retoris, hanya sebagai ice breaking. “Lumayan lah..” jawabnya sambil menyodorkan kue kecil,


“Mau Mas..?” Aku ambil biskuit pemberiannya dan mulailah pembicaraan mengalir lebih lancar.

“Dari mana dapat info tentang lowongan pekerjaan di sini?” selidikku.

“Saudara aku kenal dekat dgn pemiliki PT xxx, lagi pula aku masih dihitung sebagai magang kok. Jam kerjanya tidak terlalu memaksa, karena aku masih sambil kuliah,” jawabnya dgn manis.


Terlihat jelas lesung pipit di pipi sebelah kiri dan lentik bulu matanya.

“Si Mas sombong ya.. Selama 3 bulan aku kerja di sini, belum pernah menegur aku, sedangkan yang lain sudah aku kenal. Setiap aku lihat Mas, pandangan Mas, dingin, seakan tidak menghargai keberadaan aku”


“Ah itu perasaan Sandra saja, aku tidak begitu kok, kalau tidak percaya tanya saja sama karyawan yang lain, Aku ini tipenya periang loh..” obral aku.

“Tapi nggak apa-apa kok, justru dinginnya Mas memancing rasa penasaran aku..” timpalnya manja.


“Oh ya Mas, kalau ada waktu bisa nggak Mas membantu aku mengajarkan komputer Sabtu ini, aku ada tugas dari kantor, namun agak kesulitan menyelesaikannya, lagian si Mas kan libur hari Sabtu..?” undangnya penuh manja.


“Wah.. Belum tentu bisa..” timpal aku sok menjual mahal,

“Nanti lah akan aku beritahu,” lalu kami pun saling bertukar nomor HP.

“Mas.. Jadi nggak ngajarin aku, aku sudah di kantor nih..” tanyanya pada Sabtu itu.

“Wah aku lupa..” pikirku, karena panik langsung saja aku jawab,

“Iya aku dalam perjalanan kok ke sana..”. Setiba di kantor, Sandra telah berada di depan meja komputer.


Dengan celana jeans dan baju putih ketat, jenis pakaian kesukaannya, jelas mempertontonkan lekuk tubuh sintal dan buah dadanya yang ranum.


Sambil menelan ludah aku hampiri mejanya sambil memulai mengajarkan komputer. Dari samping tampak jelas dua tonjolan di balik baju ketatnya tersebut, terlebih baju tersebut agak terbuka di bagian atasnya. Langsung saja darah aku berdesir melihat pemandangan ini.


“Wuih.. Beda banget sama yang dirumah..” pikirku.

Cukup lama aku mengajarinya komputer hingga waktu makan siang tiba. Saat itu aku memberanikan diri menyapanya.

“Kamu nggak lapar?” tanyaku sambil memegang perutnya, maklum sudah hampir dua jam aku menahan libido melihat pemandangan menggiurkan.


Tanpa dinyana ia menjawab sekenanya.

“Lapar yang mana nih? Yang di perut atau di bawah perut?”

“Wah berani juga nih anak. Ya dua-duanya dong, terserah kamu mana yang mau diatasi lebih dahulu, perut atau bawah perut?” kataku kini dgn mengelus pahanya.

“Terserah Mas deh..” tangannya menggenggam tanganku dgn erat.


Tak berapa lama, matanya seakan mengajakku untuk pindah ruangan. Ruang atasannya, yang semula dikunci dibukanya sambil menggandeng tanganku. Aku yang di belakangnya manut saja, karena memang kami berdua sudah sangat on. Setiba di ruangan tersebut, langsung saja kulumat bibir tipisnya.. Wuih seperti di surga rasanya. Kecupanku dibalasnya mesra dan terasa sekali hangat bibirnya.


Lama bibir kami saling berpagutan. Tak kusangka, ternyata responnya luar biasa. Tanpa terasa tangan kami terus menjalar mencari arah genggaman yang seakan tidak pernah kami dapatkan. Aku sendiri tidak jauh dari menggenggam pantatnya yang sintal di balik jeansnya, sambil sesekali menggesekkan batangku ke arah vaginanya.


Sambil mendesah Sandra terus membalas ciumanku seakan tidak ingin melepaskan. Sementara aku mulai mencoba menelanjanginya. Tangan kananku kucoba untuk melepaskan zipper celana jeans Sandra dan juga celanaku.


Kudengar semakin keras desahannya ketika alat kelamin kami saling bertemu, meskipun masih terhalang oleh CD masing-masing. Tak lama aku lepaskan pengikat celana kami masing-masing dan dgn cepat Sandra menurunkan celana jeansnya, demikian juga aku. Kulucuti celanaku dan juga T-Shirt yang menutupi badanku.


Masih mengenakan CD dan baju ketatnya, Sandra langsung kembali melumat bibirku, sementara tangan kananku mulai aktif mencoba menyusup ke dalam CDnya. Dgn cepat Sandra memegang tangan kananku tersebut sambil menggelengkan kepalanya. Dgn kecewa kutarik tanganku dari balik CDnya, meskipun sempat terasa bulu-bulu halus yang telah membasah karena rangsangan yang ada.


Setelah gagal menembus CD, aku mencoba memasukkan tanganku ke dalam BHnya, kali ini Sandra tidak menolaknya, malah melenguh laksana sapi saja. Tanpa terasa ternyata, tangan kanan Sandra telah meremas penisku sementara tangan kirinya melingkar di leherku.


Tampak sekali betapa Sandra merasakan setiap remasanku dan remasannya di penisku. Setiap kudenyutkan penisku, setiap kali pula Sandra melenguh, ditambah lagi ketika kuremas buah dadanya dan kupelintir putingnya. Tak tahan dgn permainan tanganku itu, tiba-tiba Sandra melenguh dgn agak ditahan.


“Wah.. Cepat juga ‘dapat’nya nih anak..” pikirku, sambil terus kuremas dan kuhisap puting dan buah dadanya.


Setelah merasakan orgasme pertamanya, Sandra kemudian membungkuk menghadapku sambil melepaskan atasannya. Praktis kini dia hanya memakai CD saja. Sambil membungkuk langsung saja dia menurunkan CD Crocodile ku.


Dgn mantap dijilatnya kepala penisku sambil meremas batang dan sesekali mengelus buah pelirku. Slowly but sure Sandra memainkan penisku dgn tiga unsur; tangan, mulut dan lidah. Kombinasi gerakan, kocokan dan kulumannya sungguh luar biasa. Kembali kurasakan perbedaan ketika aku menjamah istriku yang selalu ingin konvensional saja.


Tak kuasa aku menahan gempurannya, kuangkat kepalanya dan kini ia kembali sejajar dgnku. Kulumat mesra kembali bibirnya sambil berbisik.

“Boleh ya..?” tanyaku dan tanganku mencoba masuk ke dalam CDnya untuk kedua kalinya.


Kali ini ia tidak menjawab dan hanya mengangguk. Dgn senang kutelusuri bagian sensitif di bawah perut tersebut. Terasa bulu-bulu halusnya yang telah basah sejak permainan tangan kami pertama. Ketika tangan kananku mencobanya masuk, tangan kiriku dgn perlahan menurunkan CDnya. Kini kami telah berhadapan naked.


Mulai kugesek-gesekkan penisku di depan vaginanya. Desahan kudengar kembali dari bibirnya, kali ini sambil kulirik ke sekitar ruangan untuk dapat bersandar, sampai akhirnya kutemukan meja agak besar dan sambil kudorong badannya ke arah meja tersebut.


Setelah bersandar, Sandra langsung merebahkan tubuhnya di meja tersebut dan langsung tampak jelas kulit mulusnya dgn dua gundukan di atas serta barisan ‘semut hitam’ di bagian bawah. Tahi lalat di samping kiri perutnya menambah sensasi rangsangan yang ada.


“Ayo cepat Mas..” ajaknya mengaburkan lamunanku sambil mencoba meraih penisku untuk diarahkan ke liang vaginanya.


Tanpa menunggu waktu lama, langsung saja kucoba membenamkan penisku ke liang vaginanya. Wuih, susah dan sempit sekali.

“Pelan-pelan Mas..” ucapnya lirih.


Tak kusangka tingkah lakunya yang agak centil selama ini ternyata tidak serta merta membuatnya menjadi cewek gampangan. Terbukti, dia masih perawan ketika aku menyetubuhinya saat itu.


Dgn perlahan, kucoba membenamkan penisku ke dalam vaginanya. Masuk, kemudian keluar dan kembali masuk, demikian beberapa kali, untuk memberikan space yang cukup agar penisku bisa leluasa di dalam lubang surgawi tersebut. Sampai akhirnya, berhasil juga kubenamkan penisku itu.


“Bless..” “Ach.. Ehm..” Seperti bersahutan bunyi penetrasi penisku dgn desahannya.


Semakin lama kupacu penetrasiku di dalam vaginanya, sementara kedua tanganku meremas payudaranya dan sesekali kuarahkan untuk memegang pantatnya yang seksi. Sepuluh menit kemudian, kembali Sandra melenguh ketika mendapatkan orgasmenya yang kedua siang itu. Selang beberapa lama, Sandra bergerak, berbalik membelakangiku.


Kutahu maksudnya, sambil dituntunnya, penisku kumasukkan ke dalam vaginanya dan kamipun memulai ‘aksi’ doggy style. Sungguh besar juga libido Sandra yang keturunan Arab ini, terbukti gerakannya seperti membabi buta ketika dia membelakangiku. Sampai sakit rasanya mengikuti gerakan cepat dan rotasi yang dilakukannya. Benar-benar pengalaman seks yang luar biasa.


Sambil menggoyang-goyangkan pantatnya, sesekali dicobanya untuk meraih zakarku dari arah bawah, kadang tanpa disadarinya, dipencetnya zakarku, sampai aku menjerit kesakitan. Sementara aku, tetap memacunya dari belakang dan kedua tanganku menggenggam buah dadanya yang ranum tersebut. Cukup lama kami dalam posisi tersebut, sampai akhirnya terasa penisku agak berkejut ingin memuntahkan lahar sperma hangatnya.


Sambil terbata-bata kutanya dia, mau dikeluarkan di mana? Dgn cepat dia cabut penetrasi doggy style dan langsung menghadapku. Diraihnya penisku dan digenggamnya dgn penuh nafsu. Sambil menjilati kepala penisku.


Kemudian langsung dikocok-kocoknya penisku dan dikulumnya ketika dirasakannya penisku mulai berdenyut. Dan.. Tumpahlah semua lahar sperma yang ada dalam penisku. Dgn seksama, ditelannya limpahan spermaku, meskipun masih ada juga bagian yang tercecer di bibirnya yang tipis.


Baca Juga : Cerita Dewasa Ngentot Dengan Kakak Perempuanku


Ceceran di bibirnya dijilatinya dgn lidahnya sekan tidak rela membuang percuma lelehan sperma dari penisku. Aksinya ditutup dgn pembersihan sisa-sisa sperma di kepala penisku. Sambil tersenyum, kami berdua menuntaskan birahi kami dgn sebuah kecupan mesra yang panjang. Kami tahu, bahwa ini bukanlah yang terakhir yang kami lakukan. Sambil terengah-engah Sandra berucap mesra.


“Makasih ya Mas.. Next time bisa lagi kan?” Dgn tersenyum penuh arti, tentu saja sebagai lelaki normal, aku anggukkan kepalaku mengiyakan.. Setelah kejadian itu, kami sering melakukannya, malah kami sering nekat melakukannya sepulang kerja di ruanganku, di ruang tamu bahkan di WC. Namun kini, hampir setahun kami tidak berhubungan lagi..


Aku kehilangan kontak dgnnya. Terakhir yang aku tahu, dia akan menikah dan tinggal di daerah Tangerang.

Minggu, 26 Februari 2023

Cerita Dewasa Obat Awet Muda Tante Erni




PUJA88 Obat Awet Muda Tante Erni - Kejadian ini terjadi ketika Aku kelas 3 SMP, yah Aku perkirakan umur Aku waktu itu baru saja 14 tahun. Aku entah kenapa yah perkembangan sexnya begitu cepat sampai-sampai umur segitu ssudah mau ngerasain yang enak-enak. Yah itu semua karena temen nyokap kali yah, Soalnya temen nyokap Aku yang namanya tante Erni ( biasa Aku panggil dia begitu ) orangnya cantik banget, langsing dan juga awet muda bikin Aku bergetar.


Tante Erni ini tinggal dekat rumah aku, hanya beda 5 rumah lah, nah tante Erni ini cukup deket sama keluarga Aku meskipun enggak ada hubungan saudara. Dan dapat dipastikan kalau sore biasanya banyak ibu-ibu suka ngumpul di rumah Aku buat sekedar ngobrol bahkan suka ngomongin suaminya sendiri. Nah tante Erni ini lah yang bikin Aku cepet gede ( maklum lah anak masih puber kan biasanya suka yang cepet-cepat

).


Biasanya tante Erni kalau ke rumah Aku selalu memakai daster atahu kadang-kadang celana pendek yang bikin Aku ser…ser…ser…Biasanya kalau sudah sore tuh ibu-ibu suka ngumpul di ruang tv dan biasa juga Aku pura-pura nonton tv saja sambil lirak lirik. Tante Erni ini entah sengsaja atahu engenggak Aku juga enggak tahu yah.


Dia sering kalau duduk itu tuh ngangkang, kadang pahanya kebuka dikit bikin Aku ser..ser lagi deh hmmm. Apa keasyikan ngobrolnya apa emang sengsaja Aku juga enggak bisa ngerti, tapi yang pasti sih Aku kadang puas banget sampai-sampai kebayang kalau lagi tidur.


Kadang kalau sedang ngerumpi sampai ketawa sampai lupa kalau duduk nya tante Erni ngangkang sampai-sampai celana dalemnya keliatan ( wuih Aku suka banget nih ). pernah Aku hampir ketahuan pas lagi ngelirik wah rasanya ada perasaan takut malu sampai-sampai Aku enggak bisa ngomong sampai panas dingin tapi tante Erni malah diam saja malah dia tambahin lagi deh gaya duduknya.


Nah dari situ Aku sudah mulai suka sama tuh tante yang satu itu. Setiap hari pasti Aku melihat yang namanya paha sama celana dalem tuh tante.Pernah juga Aku waktu jalan-jalan bareng ibu-ibu ke puncak nginep di villa.


Ibu-ibu hanya bawa anaknya, nah kebetulan mami Aku ngsajak Aku pasti tante Erni pula ikut wah asyik juga nih pikir ku. Waktu hari ke-2 malam-malam sekitar jam 8-9 mereka ngobrol di luar deket taman sambil bakar jagung.


Ternyata mereka cerita hantu ih dasar ibu-ibu masih juga kaya anak kecil ceritanya yang serem-serem pas waktu itu tante Erni mau ke WC tapi dia takut . Tentu saja tante Erni di ketawain sama gangnya karena enggak berani ke wc sendiri karena di villa enggak ada orang jadinya takut sampai-sampai dia mau kencing di deket pojokan taman. Lalu tante Erni menarik tangan Aku minta ditemenin ke wc, yah Aku sih mau saja.


Pergilah Aku ke dalam villa sama tante Erni , sesampainya Aku di dalam villa Aku nunggu di luar wc eh malah tante Ernin ngsajak masuk nemenin dia soalnya katanya dia takut

“Lex temenin tante yah tunggu di sini saja buka saja pintu nya enggak usah di tutup tante takut nih ” kata tante Erni sambil mulai jongkok .


Dia mulai menurunkan celana pendeknya sebatas betis dan juga celana dalamnya yang berwarna putih ada motif rendanya sebatas lutut juga ” serrr..rr..serr.psstt” kalau enggak salah gitu deh bunyinya. Jantungku sampai deg-degan waktu liat tante Erni kencing dalem hati Aku kalau saja tante Erni boleh ngasih liat terus boleh memegangnya hmmmm. sampai-sampai Aku bengong ngliat tante Erni.


“Heh kenapa kamu lex kok diam gitu awas nanti ke sambet” kata tante Erni

“Ah enggak apa-apa tante ” jawabku

“Pasti kamu lagi mikir yang enggak-enggak yah, kok melihat nya ke bawah terus sih ” tanya tante Erni.


” Enggak kok tante, aku hanya belum pernah liat cewek kencing dan kaya apa sih bentuk itunya cewek ? ” tanyaku.


Tante Erni cebok dan bangun tanpa menaikkan celana sama cdnya

“Kamu mau liat lex ? nih tante kasih liat tapi jangan bilang-bilang yah nanti tante enggak enak sama mama kau ” kata tante Erni


Aku hanya mengangguk mengiyakan saja. Lalu tanganku dipegang ke arah vaginanya. Aku tambah deg deg an sampai panas dingin karena baru kali ini Aku megang sama melihat yang namanya vagina. Tante Erni membiarkan Aku memegang-megang vaginanya


“Sudah yah lex nanti enggak enak sama ibu-ibu yang lain kirain kita ngapain lagi ”

“Iyah tante ” jawab ku, Lalu tante Erni menaikan celana dalam juga celana pendeknya terus kita gabung lagi sama ibu-ibu yang lain.


Esoknya aku masih belum bisa melupakan hal semalam sampai sampai aku panas dingin. Hari ini semua pengen pergi jalan-jalan dari pagi sampai sore buat belanja oleh-oleh rekreasi. Tapi aku enggak ikut karena badan ku enggak enak


” Lex kamu enggak ikut ? ” tanya mamiku,” Enggak yah mam aku enggak enak badn nih tapi aku minta di bawain kue mochi saja yah mah ” kataku ” Yah sudah istirahat yah jangan main-main lagi ” kata mami


” Erni kamu maukan tolong jagain si alex nih yah nanti kalau kamu ada pesenan yang mau di beli biar sini aku beliin ” kata mami pada tante Erni ” Iya deh kak aku jagain si alex tapi beliin aku tales sama sayuran yah aku mau bawa itu buat pulang besok ” kata tante Erni.


Akhirnya mereka semua pergi, hanya tinggal aku dan tante Erni berdua saja di villa , tante Erni baik juga sampai-sampai aku di bikinin bubur buat sarapan, jam menunjukan pukul 9 pagi waktu itu


” Kamu sakit apa sih lex ? kok lemes gitu ? ” tanya tante Erni sambil nyuapin aku dengan bubur ayam buatanNya

” Enggak tahu nih tante kepala ku jug pusing sama panas dingin saja nih yang di rasa ” kataku.


Tante Erni begitu perhatian padaku maklumlah di usia perkimpoiannya yang sudah 5 tahun dia belum dikaruniai seorang buah hati pun.


” Kepala yang mana lex atas apa yang bawah ?” kelakar tante Erni padaku.

Aku pun bingung ” Memangya kepala yang bawah ada tante ? kan kepala kita hanya satu jawabku polos, Itu tuh yang itu yang kamu sering tutupin pake segitiga pengaman ” kata tante Erni sambil memegang si kecilku


” Ah tante bisa saja ” kataku ” Eh jangan2 kamu sakit gara-gara semalam yah ” aku hanya diam saja.


Selesai sarapan badanku dibasuh air hangat oleh tante Erni, pada waktu dia ingin membuka celanaku, ku bilang


” Tante enggak usah deh tante biar alex saja yang lap, kan malu sama tante ”

” Enggak apa-apa tanggung kok ” kata tante Erni sambil menurunkan celanaku dan cd ku.


Di lapnya si kecil ku dengan hati-hati , aku hanya diam saja

” Lex mau enggak pusingnya Hilang ? Biar tante obatin yah ”

” Pakai apa tan, aku enggak tahu obatnya ” kataku polos

” Iyah kamu tenang saja yah ” kata tante Erni


Lalu di genggamnya batang penisku dan dielusnya langsung spontan itu juga penisku berdiri tegak. Dikocoknya pelan-pelan tapi pasti sampai-sampai aku melayang karena baru pertama kali ini merasakan yang seperti ini


” Achh…cchh..” aku hanya mendesah pelan dan tanpa kusadari tanganku memegang vagina tante Erni yang masih di balut dengan celana pendek dan cd tapi tante Erni hanya diam saja sambil tertawa kecil terus masih melakukan kocokannya. Sekitar 10 menit kemudian aku merasakan mau kencing


” Tante sudah dulu yah aku mau kencing nih” kataku

” Sudah kencingnya di mulut tante saja yah enggak apa-apa kok ” kata tante Erni ,


Aku bingung campur heran melihat penisku dikulum dalam mulut tante Erni karena tante Erni tahu aku sudah mau keluar dan aku hanya bisa diam karena merasakan enaknya

” Hhgggg….achhh.. tante aku mau kencing nih bener ” kataku sambil meremas vagina tante Erni yang kurasakan berdenyut-denyut.


Tante Ernipun langsung menghisap dengan agresifnya dan badan ku pun mengejang keras

” Croott….ser.err.srett ” muncratlah air mani ku dalam mulut tante Erni, tante Erni pun langsung menyedot sambil menelan maniku sambil menjilatnya. Dan kurasakan vagina tante Erni berdenyut kencang sampai-sampai aku merasakan celana tante Erni lembab dan agak basah


” Enakkan lex pusingnya pasti hilangkan ” kata tante Erni

” Tapi tante aku minta maaf yah aku enggak enak sama tante nih soalnya tante….”

” Sudah enggak apa-apa kok, oh iya sperma kamu kok kental banget wangi lagi, kamu enggak pernah onani lex ? ”

” Enggak tante ”


Tanpa kusadari tanganku masih memegang vagina tante Erni

” Loh tangan kamu kenapa kok di situ terus sih ” Aku jadi salah tingkah


” Sudah enggak apa-apa kok tante ngerti “katanya padaku

” Tante boleh enggak alex megang itu tante lagi ” pintaku pada tante Erni

Tante Erni pun melepas kan celana pendek nya, kulihat celana dalam tante Erni basah entah kenapa


” Tante kencing yah ? ” tanya ku

” Enggak ini namanya tante nafsu lex sampai-sampai celana dalam tante basah ” dilepaskannya pula celana dalam tante Erni dan mengelap vaginanya dengan handukku.


Lalu tante Erni duduk di sampingku”, Lex pegang nih enggak apa-apa kok sudah tante lap ” katanya, Akupun mulai memegang vagina tante Erni dengan tangan yang Agak gemetar, tante Erni hanya ketawa kecil


” Lex kenapa ? biasa saja donk kok gemetar kaya gitu sih ” kata tante Erni

Dia mulai memegang penisku lagi ” Lex tante mau itu nih ”


” Mau apa tante ”

” Itu tuh ” aku bingung atas permintaan tante Erni

” Hmm itu tuh punya kamu di masukin ke dalam itunya tante kamu mau kan ?”

” Tapi alex enggak bisa tante caranya ”

” Sudah kamu diam saja biar tante yang sajarin kamu yah ” kata tante Erni padaku.


Mulailah tangannya mengelus penisku biar bangun kembali tapi aku juga enggak tinggal diam aku coba mengelus-elus vagina tante Erni yang di tumbuhi bulu halus

” Lex jilatin donk punya tante yah ” katanya

” Tante alex enggak bisa nanti muntah lagi ”


” coba saja lex ” Tante pun langsung mengambil posisi 69 aku di bawah, tante Erni di atas dan tanpa pikir panjang tante Erni pun mulai mengulum penisku

” Achhhh ….. hgghhhghhh. tante ”


Aku pun sebenarnya ada rasa geli tapi ketika kucium vagina tante Erni tidak berbau apa-apa. Aku mau juga menjilatinya kurang lebih baunya vagina tante Erni seperti wangi daun pandan ( asli Aku juga bingung kok bisa gitu yah ) aku mulai menjilati vagina tante Erni sambil tanganku melepaskan kaus u can see tante Erni dan juga melepaskan kaitan bh nya , kini kami sama-sama telanjang bulat ,


Tante Erni pun masih asyik mengulum penisku yang masih layu kemudian tante Erni menghentikannya dan berbalik menghadapku langsung mencium bibirku dengan nafas yang penuh nafsu dan menderu


” Kamu tahu enggak mandi kucing lex ” kata tante Erni.

Aku hanya menggelengkan kepala dan tante Erni pun langsung menjilati leherku menciuminya sampai-sampai aku menggelinjang hebat , ciumannya berlanjut sampai ke putingku dikulumnya di jilatnya, lalu ke perutku, terus turun ke selangkanganku dan penisku pun mulai bereaksi mengeras.


Dijilatinya paha sebelah dalamku dan aku hanya menggelinjang hebat karena di bagian ini aku tak kuasa menahan rasa geli campur kenikmatan yang begitu dahsyat. Tante Erni pun langsung menjilati penisku tanpa mengulumnya seperti tadi dia menghisap-hisap bijiku dan juga terus sampai-sampai lubang pantatku pun di jilatinya sampai aku merasakan anusku masuk keluar.


Kulihat payudara tante Erni mengeras, tante Erni menjilati sampai ke betisku dan kembali ke bibirku di kulumnya sambil tangannya mengocok penisku, tanganku pun meremas payudara tante Erni. Entah mengapa aku jadi ingin menjilati vagina tante Erni, langsung tante Erni ku baringkan dan aku bangun langsung ku jilati vagina tante Erni seperti mnjilati es krim


” Achhh….uhh.hhghh.acch lex enak banget terus lex, yang itu isep jilatin lex ” kata tante Erni sambil menunjuk sesuatu yang menonjol di atas bibir vaginanya.

Aku langsung menjilatinya dan menghisapnya , banyak sekali lendir yang keluar dari vagina tante Erni tanpa sengaja tertelan olehku

” Lex masukin donk tante enggak tahan nih ”

” Tante gimana caranya ? ”


Tante Erni pun menyuruhku tidur dan dia jongkok diatas penisku dan langsung menancapkannya ke dalam vaginanya. Tante Erni naik turun seperti orang naik kuda kadang melakukan gerakan maju mundur. Setengah jam kami bergumul dan tante Erni pun mengejang hebat


” Lex tante mau keluar nih eghhhh….huhh achh ” kata tante Erni

Akupun di suruhnya untuk menaik turunkan pantatku dan tak lama kurasakan ada sesuatu yang hangat mengalir dari dalam vagina tante Erni. Hmm sungguh pengalaman pertamaku dan juga kurasakan vagina tante Erni mungurut-urut penisku dan juga menyedotnya. Kurasakan tante Erni sudah orgasme dan permainan kami terhenti sejenak.


Tante Erni tidak mencabut penisku dan membiarkanya di dalam vaginanya

” Lex nanti kalau mau kencing kaya tadi bilang yah ” pinta tante Erni padaku

Akupun langsung mengiyakan tanpa mengetahui maksudnya dan tante Ernipun langsung mengocok penisku dengan vaginanya dengan posisi yang seperti tadi

” Achh … tante enak banget achhhh,….gfggfgfg..” kataku dan tak lama aku pun merasakan hal yang seperti tadi lagi


” Tante alex kayanya mau kencing niih ”

Tante Erni pun langsung bangun dan mengulum penisku yang masih lengket dengan cairan kewanitaanya, tanpa malu dia menghisapnya dan tak lama menyemburlah cairan maniku untuk yang ke 2 kalinya dan seperti yang pertama tante Erni pun menelannya dan menghisap ujung kepala penisku untuk menyedot habis maniku dan akupun langsung lemas tapi disertai kenikmatan yang alang kepalang nikmatnya.


Kamipun langsung mandi ke kamar mandi berdua dengan telanjang bulat dan kami melakukannya lagi di kamar mandi dengan posisi tante Erni menungging di pinggir bak mandi. Aku melakukannya dengan cermat atas arahan tante Erni yang hebat.


Selasai itu jam pun menunjukan pukul 1 siang langsung makan siang dengan telur dadar buatan tante Erni, setelah itu kamipun capai sekali sampai-sampai tertidur dengan tante Erni di sampingku, tapi tanganku kuselipkan di dalam celana dalam tante Erni. Kami terbangun pada pukul 3 sore dan sekali lagi kami melakukannya permintaan tante Erni, tepat jam 4:30 kami menenggakhiri dan kembali mandi, dan rombongan ibu-ibu pun pulang pukul 6 sore.


” Lex kamu sudah baikan ? ” tanya mami ku

” Sudah mam , aku sudah seger n fit nih ” kataku

” Kamu kasih makan apa Ni, si alex sampai-sampai langsung sEhat ” tanya mami sama tante Erni

” Hanya bubur ayam sama makan siang telur dadar terus ku kasih saja panadol ” kata tante Erni

Esoknya kamipun pulang ke jakarta dan di mobilpun aku duduk disamping tante Erni yang semobil denganku. Mami yang menyupir ditemani ibu herman di depan.


Didalam mobilpun aku masih curi-curi memegang barangnya tante Erni.


Sampai sekarangpun aku masih suka melakukannya dengan tante Erni bila rumahku kosong atau terkadang ke hotel dengan tante Erni. Sekali waktu aku pernah mengeluarkan spermaku di dalam sampai 3 kali.


Baca Juga : Cerita Dewasa Diperkosa Teman Sendiri


Kini tante Ernipun sudah dikarunia 2 orang anak yang cantik. Baru kuketahui bahwa suami tante Erni ternyata ejekulasi dini. Kinipun aku bingung akan anak itu. Yah begitulah kisahku sampai sekarang aku tetap menjadi PIL tante Erni bahkan aku jadi lebih suka dengan wanita yang lebih tua dariku. Pernah juga aku menemani seorang kenalan tante Erni yang nasibnya sama seperti tante Erni mempunyai suami yang ejekulasi dini dan suka daun muda buat obat awet muda, dengan menelan air mani pria muda.

Jumat, 24 Februari 2023

Cerita Seks Kerenggut Perawanan Sepupuku

 





PUJA88 - jadi remaja yang seringkali bergabung dengan rekan-rekan yang seringkali main seks seperti dalam narasi sex, akupun pada akhirnya inginkan nikmati permainan seks seperti narasi mereka, tetapi saya masih malu bila harus lakukan hal tersebut dengan pacarku yang masih satu kelas denganku di sekolah yang sama. Ia masih seumuran denganku yaitu 18 tahun. Namaku Jennifer serta pacarku Vika kami merajut jalinan telah 6 bulan lamanya. Tetapi belum pernah lakukan adegan seperti narasi sex yang seringkali jadi pembicaraan teman-temanku, sebab Vika memang demikian pendiam di lebih ia memang tidak senang berkawan seperti gadis-gadis yang lain tetapi saya demikian menyenanginya sebab ia demikian cantik dan pandai, sebab saya memang senang sama cewek yang mempunyai otak pandai. Tidak hanya dekat sama pacarku saya dekat sama sepupuku Bella namanya, ia seumuran denganku tetapi sekolah kami beda. Bella seringkali main di rumahku bahkan juga ia seringkali bermalam juga, Bella memiliki muka yang demikian cantik bahkan juga beberapa dari temanku yang tertarik kepadanya serta seringkali juga mereka mereka titip salam buat Bella sepupuku yang cantik serta seksi itu.


sebab sudah saya kira saudara sendiri karena itu saya demikian dekat sama Bella justru ia seringkali tidur di kamarku. Serta orang tuaku memandang hal tersebut biasa saja sebab memang dari kecil saya demikian dekat sama Bella hingga kemudian saya tidak menduga jika pada akhirnya saya akan lakukan adegan dalam narasi sex dengan Bella yang notabene ialah sepupuku sendiri. Insiden itu berawal saat kami sedang bermalas malasan tiduran di kamarku sekalian buka laptop. Hingga kemudian saya buka situs narasi sex, kamipun membacanya bersama-sama dan entahlah siapa yang mengawali kami mendekat perlahan-lahan hingga kemudian bibir kami telah sama-sama mengulum dengan mesranya. Serta tidak butuh waktu lama pada akhirnya kamipun telah dalam kondisi telanjang bundar. Dengan lembutnya saya berbisik pada Bella sebab saya lihat ia masih grogi sedang saya telah dalam kondisi sange sekali ” Tenang Mer tidak ada siapapun juga kok. ” Kataku dengan lembutnya setelah itu saya mendekatkan bibirku kembali ke bibir Bella seperti pemain dalam narasi sex saya melumat bibir Bella serta saya mainkan lidahku dalam mulutnya yang demikian merekah.


Setelah itu tanganku mulai menggerayangi tubuhnya yang telah telanjang bundar, hingga kemudian saya lumatteteknya ” Ooouugghh Jennifer aaagggghhh nik mat. aaaagggghh terus. aaaggggggghhh. uuuugghhhh. ” Desah Bella waktu itu serta hal tersebut membuatku makin aktif mainkan lidahku dalam teteknya, dengan tanganku yang sampingnya saya pilin puting Bella. Diapun makin menggelinjang manja sekalian terus mendesah seperti pemain narasi sex ” Ooouuugghhh ooooouuugghhhh aaaaghhhh.. terus.. Jennifer.. aaagggghhhh. ” Desah Bella makin jadi serta akupun memberikannya dikit sentuhan yang membuat kelimpungan bahkan juga dengan jelas ia memintaku untuk selekasnya naik ke atas tubuhnya yang mulai menghangat. Tetapi saya tidak menghiraukan keinginan Bella justru saya makin telusuri sisi bawah badan Bella. Saya kecup tiap lekuk tubuhnya hingga kemudian saya dapatkan memek Bella masih juga dalam kondisi ranum dengan rambut halus di sekelilingnya, saya daratkan bibirku pada memeknya hingga kemudian ia menggelinjang sekalian menggerakkan kepalaku sebab tidak kuat dengan permainan ini.


Baca Juga : Cerita Seks Istri Yang Selingkuh


Tetapi saya pegang dengan kuat pinggangnya serta melumat habis memek Bella, saya lihat ia mendesah berkali-kali dan menggelinjang seperti cacing kepanasan yang siap untuk di perlakukan apa. Setelah itu saya temukan klitorisnya serta saya lumat kadang-kadang saya hisap klitoris Bella sampai pada akhirnya makin lama saya rasakan jika memeknya yang awalannya kering. Pada akhirnya basah mungkin ia telah merasakan horny dengan permainan lidahku dalam memeknya itu. Ketika saya hisap memeknya diapun menggelinjang ” Ooouughh… Jennifer… aaaaggghhh… nikmat… ya… aaaagghh….. aaagggghhhhh…… ” Serta akupun tidak tahan untuk selekasnya menyelesaikan permainan ini, dengan kontol yang telah siap mengacungkan dari barusan. Akupun merayap serta menindih badan Bella lalu saya acungkan kontolku pada lubang memek Bella tetapi meleset dari perkiraanku. Sebab seringkali saya coba tetapi tidak juga bisa walau sebenarnya akupun telah lakukan semaksimal mungkin tetapi yang ada Bella mendesah bahkan juga ia menjerit keras saat saya paksa kontolku masuk dalam memeknya hingga kemudian saya merasakan lelah juga.


Tetapi Bella memberika semangat padaku ” Mari Jennifer coba siapa tahu bisa… ” Saya memandang mata Bella serta berbisik lirih kepadanya ” Apa kamu belum lakukan ini awalnya … ?” Bukanlah menjawab Bella justru menangis sekalian mengatakan ” Kamu fikir saya cewek apaan asal-asalan lakukan hal ini… ” Kasihan mendengarnya ucapkan kata itu. Pada akhirnya akupun kembali coba masukkan kontolku dengan perlahan-lahan tetapi saya tuntun kontolku dengan tanganku. Serta sesudah seringkali pada akhirnya juga masuk kontolku dengan perlahan-lahan saya pergerakan pantatku sekalian terus memandang muka cantik Bella, hingga kemudian saya makin cepat bergoyang justru sekarang saya yang mengeluh sebab enaknya dalam kontolku. Saya bergoyang seperti dalam narasi sex serta mengeluh ” Aagghh… yaaaaaaccchhhh… yaaaaaacchhh… nik.. mat.. say… aaaaggghh…. aaagggghh… ” Desahku sekalian terus menggoyang pantatku serta saya lihat Bella juga lupakan rasa sedih dari perkataanku ia mendesah sekalian pejamkan matanya nikmati pergerakan pantatku diatas tubuhnya. Hingga kemudian akupun rasakan makin panas kontolku, serta bergerak dalam memek Bella. Selang beberapa saat saya memuncratkan spermaku dalam memek Bella serta saya rasa ia demikian menikmatinya ” Sayang… aaaaggggghhh… aaaaaggggggghh… aaaggghh…. ” Badan kami berdua betul-betul terkulai lemas tetapi saya peluk dengan mesra badan Bella tanpa ada takut diketahui orang tuaku.

Kamis, 23 Februari 2023

Cerita Dewasa Bermula Dari Panggilan Interview

PUJA88 > Cerita Dewasa Bermula Dari Panggilan Interview - Cerita ku ini bermula ketika aku sedang memenuhi panggilan interview pekerjaan di pusat kota Surabaya, meski lulusan sebuah perguruan tinggi yang cukup ternama di Malang namun berpuluh kali aku mengikuti interview namun tak satu pun mengangkatku menjadi salah satu pegawainya.




Aku menginap di rumah tetangga kampung yang pindah ke Surabaya namun sudah ku anggap saudara sendiri karena mereka cukup baik pada keluargaku dan sudah kuanggap sebagai keluarga dan aku memanggil mereka PakDhe dan BuDhe, hari itu kebetulan aku sedang mengikuti interview di hotel Tunjungan Plasa Surabaya.


Oh ya.. namaku Rinelda. 24 tahun. Aku pernah menjadi Finalis Putri sebuah kontes kecantikan di malang, Aku pernah menikah tapi belum mempunyai anak karena usia perkawinanku baru berjalan 4 bulan dan sudah 3 bulan ini menjanda karena suamiku sangat pencemburu akhirnya ia menceraikan aku dengan alasan aku terlalu mudah bergaul dan gampang di ajak teman laki-lakiku.


Dari teman dan suami aku mendapat pujian bahwa aku cantik, tubuh yang cukup sintal dengan tinggi 173 cm mulus dan 2 bongkahan Susu yang tak terlalu gede tapi untuk ukuran seorang janda tak mengecewakanlah, cocok dengan body ku yang cukup atletis. Soal sexs, dulu setiap ber “ah-uh” dengan suamiku aku merasa kurang, mungkin karena gairah sex yang kumiliki sangat kuat sehingga kadang-kadang suamiku yang merasa tak mampu memuaskan tempikku, meski aku bisa orgasme tetapi masih kurang puas!


Kulihat jam di tangan ku sudah menunjukan pukul 16.15 menit, aku sedikit dongkol karena seharusnya aku sudah dipanggil sejak pukul 15.00 tadi, padahal aku sudah datang sejak pukul 14.30 tadi. “He..eh” aku pun Cuma bisa menggerutu sambil mencoba untuk memahami bahwa aku butuh kerja untuk saat ini.


“Hallo!” suara perempuan mengagetkan ku dari lamunan.

“Ya !” jawabku sambil berdiri. Sejurus aku memandang kearah perempuan itu, Cantik!

“Nona Rinelda ?” dia bertanya sambilmengulurkan tangan mempersilahkan aku kembali duduk.


Beberapa saat kami berbicara dan ku tahu namanya adalah Rifda, dia memakai jam gede di tangan kanannya, dengan nama dan pakaian yang lumayan seksi mengingatkan ku pada teman SMP ku di Malang, ternyata dia mengaku seorang pengusaha yang memiliki banyak perusahaan dan sedang mencari model, setelah berbicara tentang diriku panjang lebar akhirnya dia berkata bahwa aku cocok untuk menjadi salah satu Modelnya. Akhirnya aku mendapatkan kepastian esok hari aku akan bekerja, aku pun berjalan pulang dengan langkah seolah lebih ringan dari biasanya.


Sesampainya di jalan sebelum rumahku , sekedar anda tahu bahwa sejak aku mencari kerja aku tinggal di rumah BuDhe Tatik saudara dari Ibu ku. Ada beberapa anak muda bergerombol, ketika aku lewat di depannya, mereka menatapku dengan mata yang seolah-olah mengikuti gerakan pantatku yang kata teman-teman ku memng mengundang mata lelaki untuk meremas dan mendekapnya.

“Wuih, kalau aku jadi suaminya ga tak bolehin dia pake celana dalam !” Ucap salah satu dari mereka namun terdengar jelas di telingaku.

“Rai mu ngacengan!” timpal temannya, disambut tawa teman-teman lainya.


Sampai di rumah pukul 18.30. aku langsung mandi untuk mengusir kepenatan dan panas yang hari itu kurasa sangat menyengat.

“Gimana hasil kamu hari ini Rin?” ku dengar suara BuDhe Tatik dari dalam kamarnya.

“Besok aku sudah mulai kerja BuDhe” jawabku.” kerja yang benar jangan melawan sama atasan terima saja perintah atasan karena mencari pekerjaan itu sulit dan yang penting kamu suka dan menikmati apa yang kamu kerjakan” kata-kata dan wejangan dari orang tua pada umumnya namun ada poin tertentu yang terasa ganjil menurutku. Sosok BuDhe Tatik adalah Wanita yang dalam berbicara cukup seronok apalagi jika berbicara dengan pemuda di kampungnya sekitar 38 tahun an, cukup seksi dalam penampilannya, suaminya adalah seorang PNS di KMS, dia pun juga tak kalah ngawur kalau berbicara yang berbau saru dengan BuDhe atau teman-temannya. Tak berapa lama setelah ngobrol aku pun beranjak ke kamar,


Kamarku sendiri adalah bekas ruang tamu yang dipasang sekat dari triplek. Sekitar pukul 22.30 an aku mendengar suara aneh bercampur derit kursi seperti didongong atau ditarik berulang-ulang dari ruang tamu depan kamarku persis, sejenak kuperhatikan secara seksama suara tersebut dan aku penasaran dengan suara tersebut.


Sedikit kubuka pintu kamarku, betapa kaget setelah mengetahui BuDhe sedang duduk di kursi sambil mengakangkan kakinya sementara PakDhe di depannya sambil memegang kedua kaki BuDhe pada pundak sedangkan pantat nya bergerak maju mundur..


“Och…u..o..” suara yang keluar dari mulut BuDhe. Seolah menikmati apa yang dilakukan oleh suaminya, badanku terasa panas dan pikiran yang tak tahu harus bagaimana karena baru kali ini aku benar-benar melihat hal ini live di depan mataku. Selama kurang lebih 10 menit kedua orang itu melakukan sambil duduk akhirnya PakDhe menarik kontolnya dari dalam Tempik BuDhe, Yak ampun ternyata kontol nya lumayan gede lebih gede dari pada milik mantan suamiku yang biasa mengocok isi tempikku, akhir-akhir ini aku sering nonton BF saat PakDhe dan Budhe sedang kerja, pernah sekali aku hampir kepergok oleh PakDhe saat aku sedang nonton BF sambil mempermainkan liang nikmatku, namun ternyata PakDhe tidak peduli dan mungkin mengetahui bahwa aku seorang wanita yang butuh kesenangan pada salah satu bagian tubuhku, namun saat itu PakDhe hanya tersenyum sambil mengambil sesuatu dari dalam kamarnya yang mungkin tertinggal dan segera pergi lagi.


Kusaksikan BuDhe mengambil posisi menungging dengan kedua tangan nya memegang kursi di hadapannya “ayo mas cepet keburu tempiknya kering” pinta BuDhe dengan suara yang pelan mungkin agar orang luar tidak mendengar dan mengetahui tapi kenyataanya aku malah menyaksikan dan memperhatikan secara detil apa yang mereka perbuat. Kulihat kali ini PakDhe mengeloco kontolnya sebelum dimasukkan ke tempik yang sudah minta di jejeli tersebut.


“Ach…ack…sh” suara yang keluar dari mulut laki-laki tersebut. akhirnya kulihat lagi adegan itu dari belakang karena mereka menmbelakangi kamarku. Ada yang berdenyut pada tempikku tanpa terasa tangan ku masuk ke dalam celana dalam yang kupakai, ku tekan pada itilnya “ahk” terasa geli dan benar terangsang tempikku kali ini. Aku tersenyum mendapatkan pengalaman ini.

“Tempikmu… ue.nak .Tik pe… res… kontol ku” kata kata terputus dari Pakdhe seolah tak kuasa menahan nikmat yang dirasakannya.

“Lebih cepat… mas… cep… at!” BuDhe pun seakan mengharapkan serangan dari suaminya lebih hebat lagi.

“A… ach… aku keluar ma… s!” suara BuDhe terdengar setengah berteriak.Wanita itu terlihat melemas tapi PakDhe tetap menggenjot dengan lebih giat kali ini tangan nya memegang pantat BuDhe yang bulat mulus itu dan akhirnya laki-laki itupun menekan kontolnya lebih dalam kearah tempik didepannya tersebut. Sambil menahan sesuatu. Ketika konsentrasiku tertuju pada kontol dan tempik yang sedang beradu tersebut tanpa kusadari sambil digenjot BuDhe menoleh ke arah pintu kamarku dan tersenyum, “hek” aku kaget setengah mati segera ku tutup pelan-pelan pintu kamar dan kembali ke tempat tidurku, beribu pikiran menyeruak dalam benakku antara bingung dan takut karena mungkin kepergok saat mengintip tadi. Aku kecewa karena tidak melihat bagaimana raut muka PakDhe ketika mencapai puncak kepuasan.


Terasa ada yang basah di selangkanganku saat aku menyaksikan adegan tadi, “yah aku terangsang” terakhir kali aku merasakan nikmatnya berburu nafsu dengan suamiku adalah hampir 4 bulan yang lalu.


Memang aku mudah terangsang jika melihat hal-hal yang berbau porno. Sering kali aku melakukan masturbasi dengan membayangkan laki-laki yang kekar dan memiliki batang kontol yang kokoh tegak berdiri dan akhirnya aku memasukkan sesuatu ke dalam tempikku yang seolah lapar akan terjangan kontol laki-laki, tapi terkadang aku merasa ada yang kurang dan memang aku butuh kontol yang sebenarnya, Tanpa kupungkiri aku butuh yang satu itu. Kulihat jam didinding kamarku menunjukan pukul 11.35, ya ampun besiok aku kan mulai kerja! Sialan gara-gara kontol dan tempik perang diruang tamu akhirnya aku tidur kemalaman! Emang dikamar kurang luas apa? “ah sialan!” umpatku dalam hati.


Pukul 04.30 aku terbangun, ketika akan membuka pintu kamar aku teringat akan kejadian yang baru aku saksikan semalam, pelan-pelan kubuka ternyata tak kulihat orang diluar, aku langsung menuju dapur untuk memulai aktivitas pagi, terkadang aku harus membantu memasakkan sarapan pagi dan menyapu lantai sebelum menjalankan altivitasku sendiri, aku merasa adalah suatu vyang lumrah karena aku menumpang disini.


Aku berjalan melewati depan pintu kamar BuDhe yang terbuka lebar, sekali lagi aku terhenyak kali ini aku menyaksikan dua orang sedang tidur tanpa memakai baju sama sekali, kulihat senyum di bibir Budhe Tatik, tanda kepuasan atas perlakuan suaminya tadi malam mungkin.


Di kamar mandi aku kembali memikirkan kejadian semalam yang membuatku “terus terang cukup terangsang” apalagi jika mengingat kontol yang gede milik PakDhe. “ahh” rupanya tangan ku sudah berada di sela-sela pahaku yang mulus dan bulu hitam yang tampak olehku cukup lebat meski tak terlalu banyak diantara garis melintang ditengahnya, tiba-tiba nafasku berburu kala kuteruskan untuk menggosok bagian atasnya, “sialan!” pikirku dalam hati. Kusiram tubuhku untuk mengusir nafsu yang mulai mengusik alam pikiran ku.


Sebelum berangkat kerja di hari pertamaku, kusempatkan untuk sarapan pagi siapa tahu nanti aku harus kerja keras di kantor.

“Jaga diri baik-baik Rin” kata BuDhe sambil menepuk pundakku,

“Eh.. iya.. BuDhe Rinel tahu kok” kataku sambil ngangguk. Kulihat BuDhe baru keluar kamar dengan mengenakan handuk pada bagian susu sampai atas lulutnya wajahnya tampak masih berseri meskipun tampak kecapean.

“Edan udah jam 7!” pekikku dalam hati.

“BuDhe aku berangkat dulu” pamit ku.

“Yo ati-ati Nduk ingat ikuti dengan baik perintah atasan lakukan dengan baik tanpa banyak kesalahan” katanya sambil tersenyum padaku, senyum itu penuh makna sama seperti tadi malam.

“Enggeh BuDhe… ” aku pun keluar rumah menuju tempat kerjaku yang baru.


Dari depan kantor itu aku berjalan menuju pos sekuriti,

“Permisi” aku mendekati seorang sekuriti,

“Ada yang bias saya Bantu mbak?” Tanya nya dengan sopan. Tubuh yang lumayan atletis tangan yang kekar serta tonjolan di bawah perutnya cukup menantang dibalut celana yang agak ketat di bagian pahanya.

“Ruangan Ibu Rifda dimana ya?” tanyaku.

“Bu Rifda Miranti? pasti sampeyan mbak Rinelda!” terlihat senyum dibibirnya masih dengan ramah dan sopan. Aku cuma mengangguk.

“Tunggu sebentar mbak” sambil mengangkat intercom di depannya, ketika dia berbicara dengan seseorang aku melihat suasana sekeliling “Kok sepi ya?” tanyaku dalam hati.

“Sebentar lagi karyawan Ibu Rifda akan menemui mbak, silahkan menunggu” katanya sambil menunjuk kursi sofa di tengah ruangan yang cukup besar. Ketika aku baru akan meletakkan pantatku aku melihat sesuatu yang ganjil di lingkungan perkantoran ini, tak terlalu banyak orang yang biasa ada pada sebuah perkantoran, kuperhatikan sekuriti tadi kulihat dia berbicara dengan temannya tersenyum-senyum sambil memandang kearahku, tak berapa lama kudengar namaku dipanggil seorang wanita

“Rinelda?”

“Saya” jawabku sambil memalingkan muka kea rah datangnya suara tadi,

“Hai, kamu mau kerja disini?” tanyanya lagi.

“Lho Agatha, kamu kerja disini ya?” kataku sambil kenbali bertanya

“Tadi aku disuruh sama bu Rifda untuk menemui kamu, ayo ikut aku!” sambil ngobrol kami pun berjalan menaiki tangga menuju ruangan Bu Rifda.

“Tunggu sebentar ya” kata Agatha. Pintu di ruangan itu sedikit terbuka ketika dia masuk kulihat didalamnya ada 3 wanita yang menurutku cantik, berbusana mahal dan seksi. Itu mungkin beberapa model yang dimilikinya.

“Masuk Rin” Agatha membuka pintu lebih lebar. Ternyata didalam ada 2 laki-laki yang sedang melihat 3 wanita didepannya “ nah ini dia cewek baru yang aku dapatkan kemarin di Tunjungan, namanya Rinelda” kata bu Rifda sambil menunjuk ke arahku pada ke dua laki-laki itu.


“Rin, mas-mas ini dari Jakarta mereka akan menguji kemampuan kamu dalam memakai barang mereka” aku segera mengambil kesimpulan bahwa mereka adalah desainer atau rekan kerja bu Rifda. Aku mendekat dan berjabat tangan dengan keduanya,

“Rif, kami perlu kerja di dalam studio” kata laki-laki yang sedari tadi melotot melihat 3 wanita dihadapannya sambil menenteng kamera. Lelaki itu berjalan diikuti oleh ketiga gadis.

“Tunggu sebentar ya Rin” kata bu Rifda sambil mengajak lelaki yang satunya serta Agatha. Aku terdiam sebentar sambil melihat ruangan yang cukup besar tersebut, ketika melewati ruangan yang baru di masuki oleh tiga gadis dan seorang lelaki tadi aku mendengar suara tertawa wanita kegelian dari dalamnya, ku coba untuk mendekat pada ruangan itu, aku semakin penasaran lerja macam apa kok suaranya seperti… Yah aku ingat suara itu mirip desahan BuDhe Tatik semalam! Kucoba lebih dekat untuk mengetahuinya tapi… “Rin?” tiba-tiba Bu Rifda sudah berada di sampingku.


“Ada yang mau aku tunjukan padamu” katanya sambil berjalan ke ruangan pribadinya, tertulis didepan pintu ruangan tersebut.

“Mana Agatha? Sama lelaki yang tadi?” tanyaku dalam hati. Didalam ruangan itu terdapat banyak Foto diatas meja.

“Duduk Rin” katanya mengetahui aku sedang menunggu dipersilahkan.

“Bu, maaf kamar kecil dimana? Saya kebelet pipis” tanyaku sambil nyengir menahan sesuatu dibawah selakangku. “ah..ya..” dia menunjuk kearah belakangnya. Aku langsung bergerak ke sana, masuk kamar kecil itu aku langsung melorotkan celana dalam yang kupakai dan Chessh….” Suara khas air

yang keluar dari tempikku, saat ku jongkok aku mendengar samara-samar suara laki-laki.

“Aah….uh…ya …ayo..terus …sedot…ah nah gitu dong…” setelah itu terdengar suara wanita tertawa, segera lu ceboki tempikku, kuangkat kembali CD, sebentar aku terdiam sambil mencari asal suara tadi, setelah yakin tak kudengar lagi akupun keluar dan menuju ke meja bu rifda sambil bertanya-tanya dalam hati apa yang sebenarnya pekerjaan disini, saat ku berjalan mendekati meja bu Rifda kulihat wanita itu sedang berganti pakaian, kulihat tubuh yang sangat seksi dan mulus, pahanya yang putih dan pantatnya bulat putih cukup memberi bagiku untuk berkesimpulan bahwa dia adalah wanita yang sempurna.


“Maaf bu” kataku,

“Oh tidak apa-apa kok Rin, bisa tolong ambilkan itu” katanya sambil menunjuk kearah kursi kerjanya, “ini bu?” kulihat sebentar ini adalah baju yang sering dipakai oleh bintang film luar negri “ah” aku teringat saat aku melihatnya di sebuah film BF. Aku berikan padanya dan dia memakainya dengan cekatan terlihat bahwa ia sudah terbiasa mengenakan pakaian model itu.

“Kita bekerja dengan scenario dan harus tampil cantik serta se-seksi mungkin karena target penjualan kita adalah kaum Pria” kata nya sambil membenahi pakaianya,


“Hari ini adalah saat dimana kamu akan menjadi seorang entertainer seperti gadis-gadis diluar tadi” , aku mendengarkannya sambil mengira-ira apa kerjaku sebenarnya;

“Maaf sebelumnya Agatha di sini sebagai apa bu?” tanyaku,

“Kenapa?” dia balik bertanya,

“Kamu mau tahu tugas dia?” katanya sambil mengambil sebuah remote control di laci mejanya,

“Tugas dia adalah menjamu para tamu dan melayani mereka sebelum mereka memulai kerja yang sebenarnya” katanya sambil menunjuk sebuah televise berukuran raksasa di belakangku, betapa kaget aku melihat apa yang terpampang dihadapanku, ternyata Agatha sedang bergumul dengan laki-laki di

sebuah ruangan kosong yang hanya di lapisi karpet tebal diseluruh ruangan itu, setengah tak percaya kembali kulihat kea rah bu Rifda, dia hanya tersenyum sambil matanya berbinar-binar seolah bernafsu karena melihat kejadian di layer tersebut, aku segera mengetahui apa yang sedang dan akan kualami maka aku berjalan menuju pintu keluar, tapi apa yang ku dapat pintu itu terkunci! Aku menoleh kearah wanita itu tapi wanita itu hanya tersenyum sambil matanya tetap menyaksikan adegan Agatha dan laki-laki itu dihadapanya.


“Kamu bisa berteriak kalau kamu mau tapi itu tak akan berguna karena seluruh ruangan disini telah kedap jadi tak akan ada yang mendengar” katanya.

“Duduklah maka tidak akan terjadi sesuatu padamu atau jika tidak aku panggilkan satpam didepan agar membuatmu diam” kali ini nadanya terdengar sedikit mengancam. Aku pun telah paham bahwa aku tak bias berbuat apa-apa, saat terduduk aku dihampiri oleh wanita itu dan tanpa kusadari dia telah menarik tangan ku kebelakang dan mengikatnya dengan tangkas, aku berontak tapi tak bisa karena kursi yang ku duduki besar dan berat, akhirnya aku terdiam.


“Sudah kita nikmati saja tontonan yang disuguhkan teman SMP kamu itu” katanya, sialan rupanya Agatha telah bercerita banyak tentang aku, Agatha adalah temanku saat duduk di bangku SMP di Malang, dia adalah type cewek yang cukup berani tampil seksi dan punya teman cowok yang cukup banyak, dan dia pun telah kehilangan keperawanannya saat perayaan kelulusan di suatu acara yang diadakan oleh teman-temannya,

“Kurang ajar, kenapa aku harus melewati hari yang seperti ini?” kataku dalam hati.


Dari layer raksasa dhadapanku kulihat Agatha sedang duduk di atas pria itu sambil menaik-turunkan pantatnya yang bahenol.

‘Oh… oh… ouh… ha… enak maass?” tiba-tiba suara Agatha terdengar sangat keras, rupanya Bu Rifda menikan volume pada remote controlnya.

“Ga seru kalau tidak ada suaranya ya Rin?” kata wanita itu namun aku tak mempedulikan kata-katanya. Aku menunduk tak mau melihat apa yang ada dilayar TV besar itu, tapi suara yang menggoda nafsu itu tetap terdengar.

“Setiap aku kesini… kurasa… tempik kamu masih… ouckh… tetap… keset… Th..ah” suara laki itu tersendat-sendat.

“Tapi kontol mas….kok rasanya.. tam.. baa.. ah… aha…” suara Agatha tak terselesaikan.

“Jangan munafik Rin kamu past terangsang kan?” lagi suara Rifda terdengar tak kupercaya wanita yang kemarin kutemui ini terlihat anggun dan sopan kini…

“Perempuan macam apa kamu Rif?” kataku tapi tak kudengar jawaban darinya yang kudengar hanya suara dia sedikit tertawa.


Tak berapa lama kembali kudengar Agatha berteriak

“Ack… a… yah… terus… tete… rus… sentak lagi… mas!” kali ini aku mengangkat kepalaku untuk melihat apa yang saat ini dilakukan laki-laki itu pada Agatha, kulihat Agatha sudah nungging dengan bertumpu pada lututnya sementara laki-laki itu menekan-nekan kontolnya yang besar itu maju-mundur ke arah tempik Agatha yang tampak menganga dan berdenyut-denyut itu, cukup lama mereka saling mengimbangi gerakan maju mundur itu satu sama lainnya, akhirnya…

“Aku… ke… luar… mas… aih… ya… ah!” nampak Agatha telah mencapai puncak orgasme tubuhnya terlihat sedikit melemah namun si lelaki itu terus mengocok kontolnya yang masih menegang itu sambil tangannya memegang bongkahan pantat Agatha, aku sendiri terangsang melihat semua ini dan merasa ada yang mulai membasah di tempikku, seandainya tanganku tidak di ikat pasti aku sudah memegang itil kecil ku.


“Ackh… sh… oh… sh… ” nampaknya laki itu sudah memuntahkan pejunya di dalam tempik Agatha. Tiba-tiba Rifda mematikan layer tersebut dan berkata

“Gimana Rin, apa yang kamu rasakan pada Tempikmu?” seolah mengetahui apa yang aku rasakan.

“Lepaskan! Aku mau keluar dari tempat ini!” teriakku menutupi rangsangan yang aku rasakan.

“Keluar? sebentar, ada yang mau aku perlihatkan sama kamu!” lalu dia menekan kembali remote di tangannya kea rah layer raksasa di dan… “ya ampun!” ternyata BuDhe Tatik!

Mengenakan baju berwarna merah menantang seperti yang dipakai oleh Rifda, dia sedang sibuk mengulum kontol seorang laki-laki disebuah ruangan yang hanya terdapat sebuah ranjang yang cukup bagus, ku lihat Pria itu memegang kepala BuDhe agar lebih cepat emutannya, sementara tangan kiri

BuDhe mempermain kan tempiknya sendiri.

“Eh… eh… e… gm… emph… !” suara wanita dilayar itu seperti menikmati kontol yang panjang dan besar di dalam mulutnya.

“Itu di rekam 2 hari yang lalu” kata Rifda seperti sedang menerangkan sesuatu padaku.

“Maksudmu?” tanyaku,

“Lihat dulu baru komentar sayang!” aku pun kembali menyaksikan adegan di depanku itu, belum pernah aku menyaksikan orang yang aku kenal berbuat dengan orang lain seperti yang dilakukan oleh BuDhe dan Agatha.


“Kontol mu hot banget mas… besar pa… njang… aku… akua… suka… !” kali ini BuDhe nampak gemas memegang kontol besar itu dengan kedua tangannya, kontol Pria itu memang sangat besar dibanding dengan milik PakDhe yang kulihat semalam kelihatan kokoh berdiri dan lebih berotot apalagi kepala kontol Pria ini nampak besar dan mengkilap karena sinar dari kamera, nampak sekali bahwa pria itu sangat menikmati emutan mulut BuDhe, mendengar suara Budhe dan laki-laki itu saling ah..uh.. membuat aku jadi terangsang, aku jadi salah tingkah karenanya, ku toleh ke arah Rifda ternyata wanita itu sedang sibuk memasukan sesuatu kebawah tubuhnya kutahu dia sedang mencari kenikmatan di tempiknya mengetahui aku melihatnya wanita itu mendekati aku dang menunjukan sebuah tongkat kecil yang mirip… kontol!


“Kamu akan suka dengan yang seperti ini sayang” katanya sambil menarik kedua kakiku hingga aku terlentang di atas kursi besar itu.

“Tenang Rin, cari nikmatnya dulu ya” aku diam dan tak terlalu banyak bergerak aku tak tahu mengapa aku diam dengan perlakuan Rifda di hadapanku kali ini, Rifda mengosok-gosokkan kontol mainan itu ke arah selakanganku, aku menggelinjang geli karenanya, aku tahu apa yang akan dilakukannya, dan benar! Dia membuka resleting celanaku, sekali lagi aku diam aku terangsang terasa tempikku berdenyut-denyut menginginkan sesuatu. Dengan tangkas Rifda sudah menarik ke bawah celana yang kupakai, diringi suara desahan nikmat yang disuarakan BuDhe Tatik dari layer didepanku

“Oh… yaa… ya… be… nar… yang situ enak… mas… sh… ah!” kali ini kulihat laki-laki itu sedang menciumi tempik BuDhe yang mengakang memberi ruang yang bebas pada laki-laki itu, terdengar pula suara mulut laki-laki itu berkecipak. Nampak bokong BuDhe yang bulat itu diangkat agar mulut laki-laki itu dapat masuk lebih jauh mempermainkan lidahnya. Tanpa kusadari paha dan selakangan ku terasa dingin ternyata Rifda telah sukses melepaskan CD ku.

“Wah ternyata Jembut kamu tebal juga Rin” kata Rifda kemudian tangannya menyentuh mulut tempikku, terasa hangat tangannya, kutatap matanya seolah ingin kubiarkan apa yang dilakukannya, sudah kepalang basah kubiarkan apapun yang dikerjakannya,


Saat Rifda sedang sibuk meng emek-emek tempikku dari depan, tiba-tiba lampu ruangan mennjadi sangat terang, dan kulihat ada dua orang laki-laki masing memegang kamera dan mengabadikan suasana di ruangan ini. Tak kusadari ada sentuhan tangan pada pundakku.

“Rin, rupanya kamu sudah merasakan kenyamanan di ruangan ini” ternyata aku kenal suara laki-laki dari belakangku yah itu suara PakDhe! tanganku berusaha menutupi bagian bawahku yang menganga karena ulah Rifda.

“Sudah nikmati saja, toh aku tahu kamu butuh yang seperti ini” kata Pakdhe sambil menempelkan sesuatu yang hangat lunak dan membesar ditanganku yang masih terikat kebelakang. Kupegang dan tahu apa yang aku pegang namun terasa makin hangat dan memanjang.


Aku diam memikirkan semua rentetan dan semua orang yang ada disekitar ku saat ini, saat kuterdiam ternyata Rifda berdiri di depanku dengan menggerakan lidah ke bibir sambil memainkan celah tempiknya dan matanya menatap ke arah PakDhe, laki-laki itu tahu apa yang dinginkan Rifda dan segera berdiri mendekat dengan tangan memegang pantat Rifda.

“Ayoh, kita bikin janda muda ini tersiksa dan memohon agar tempiknya di isi sesuatu yang hangat! Ha… ha… ha… !” kata Rifda sambil melihatku, tangannya yang cekatan dan terampil mulai mengurut-urut kontol PakDhe yang sudah mulai kembali menegang, sementara tangan PakDhe meremas-remas susu Rifda yang Cuma terbuka pada putingnya sementara aku tetap menatap mereka berdua seolah tak percaya.


“U… uh” kata Rifda gemas mengocok kontol di tangannya.

“Sudah, langsung aja masukin kontolmu pak!”

“Lho Rin, tempik Rifda sudah basah! Kamu ga pengin niih?” Kata PakDhe yang mempermainkan tangannya di sekitar tempik Rifda. Kusaksikan gerakan Rifda membalikkan badannya memnbelakangi tubuh PakDhe, dengan cukup sigap pakDhe segera menggiring batang kontol yang dipegangnya kearah tempik Rifda yang berada ditengah bongkahan pantat mulus Rifda yang sudah menganga karena bibir tempiknya di kuak sendiri oleh tangan kanannya sementara tangan kirinya menggosok itil yang sedikit menonjol di bagian atasnya.

“Hrm ouch… masukin… te… rus… ah sampai men… tock pak!” kata Rifda sambil menarik pantat PakDhe agar segera menekankan kontolnya lebih dalam.


Kali ini mereka merubah posisinya menyampingiku sehingga tampak susu Rifda bergerak-gerak karena gerakan tubuhnya sementara kontol PakDhe yang sedang berusaha memasuki liang sempit itu semakin didorong kedepan.

“Ah….” kontol itu sudah tenggelam kedalam tempik rifda PakDhe kemudian menarik kontolnya pelan-pelan tampak olehku buah pelir kontol itu menggelantung.

“Sabar ya Rif, sebentar… ” kata pakDhe sambil menoleh kea rah ku sambil mengedipkan mata kirinya seolah berkata.”Tunggu giliranmu”.

“Betapa nikmat kalau kontol itu bersarang pada tempikku” kembali aku sudah dirasuki hawa nafsu yang sedari tadi menghinggapi pikiranku yang mulai tak terkontrol. Aku mulai menggepit paha agar tempikku yang terasa gatal dan membasah tak diketahui oleh mereka, andai tangan ku tak terikat mungkin aku sudah melakukan sesuatu yang nikmat!


“Eh… ah… mpffh… yang cepat dong… genjot… terus… pak!” teriakan nikmat Rifda sambil menggerakan bongkahan pantatnya kekiri –kanan mengimbangi sentakan PakDhe.

“Plak… plak… ” suara benturan paha kedua orang didepanku serta kecipak tempik Rifda yang diterjang kontol gede itu seolah bersorak senang. Saat ku sedang memperhatikan mereka ikatan pada pergelangan tanganku terasa melonggar sedikit kutari tangan kananku dan terlepas! Sebentar aku bingung apa yang harus kulakukan, namun diluar kesadaran ku saat itu ternyata aku tidak mengambil kesempatan itu untuk melarikan diri lagi pula disitu ada 2 pria berkamera yang pasti akan mennghentikan ku, yah otakku mungkin sudah dirasuki nafsu. Aku butuh keprluan biologis itu! Aku butuh kontol yang hangat dengan terjangan yang sesungguhnya bukan seperti yang selama ini kudapatkan dengan masturbasi! Semakin kuperhatikan secara seksama apa yang dikerjakan PakDhe dab Rifda didepanku, Rifda nampak sangat menikmati genjotan PakDhe dari arah belakang.


‘Ay… o.. pak… ayo… terus… kerasin… sentakanmu pak… !”

“Tempik nakal… nakal… nakal… ” kata PakDhe setiap kali si kontol menerobos tempik Rifda.

Kulihat tongkat mainan persis kontol yang diletakkan dimeja oleh Rifda, tak kuhiraukan 2 orang berkamera yang sedang mengabadikan setiap gerakan dan erangan nikmat PakDhe dan Rifda, kuambil mainan wanita itu dan mulai kugesekkan pada tempikku, tak kuhiraukan segalanya!

Aku tersenyum karena aku merasa tak tersiksa sama sekali dengan keadaanku saat ini, kali ini aku bermaksud memasukkan kontol mainan lembut ini pada liang tempikku dan…

“Eh… auch… ” bersamaan dengan sodokan PakDhe pada tempik Rifda setiap PakDhe menarik kontolnya kutarik pula mainan ini dari tempikku.Saat aku sedang menikmati tontonan didepanku tiba-tiba pintu ruangan terbuka dan masuk seorang laki-laki yang tadi bergumul dengan Agatha menghampiriku sambil tersenyum, sambil berjalan dia melepas satu persatu kancing baju dan membuka resleting celananya. Kukeluarkan pelan-pelan kontol mainan dari dalam tempikku.


Aku membayangkan isi didalam celana itu adalah kontol besar seperti yang dirasakan oleh Agatha tadi, yang pasti akan memberi kenikmatan pada tempikku yang sangat merindukan kontol, kutatap matanya seolah aku memberinya ijin untuk segera menyerang tubuhku, aku sadar bahwa semua perbuatanku saat ini akan direkam dan disebar luaskan, aku tak pedulikan itu aku Cuma butuh laki-laki saat ini yang bisa membuatku menggelepar penuh kenikmatan! Ketika Rifda mengetahui laki-laki itu lewat didepannya tangan kanannya memegang kontol laki-laki itu.

“Tempikku… masih… cukup… ah..ah… untuk… kontolmu… auh… Rudi… say… ang… eh… ” Rifda berkata sambil menikmati sodokan PakDhe. Sebentar laki-laki itu berhenti dan memasukan kontolnya kemulut Rifda.

“Ech… mpfh… Rud… empfh… di..kont… tol… ” tampak mulut Rifda seperti kewalahan menelan sebuah Pisang yang besar, aku segera bangkit dan menghampiri mereka, yaah aku tak rela jika kontol dihadapanku ini akan di telan juga oleh tempik Rifda dan aku lagi-lagi jadi penonton, Rifda dan PakDhe tidak terlalu kaget melihatku.

“Oh… rupanya kamu baru bisa lepas dari tali tadi ha… ha… ha!” Rifda tertawa setelah kontol dimulutnya terlepas setelah laki-laki bernama Rudi itu membalikkan diri padaku tampak kontol besar setengah mengacum itu mengarah padaku.

“Wao… ” Tanpa kuhiraukan si Rudi aku langsung jongkok didepannya dan bersiap mengulum Kontol idamanku itu.

“Lihat pak… ah… si… ja… ech… janda… tak tahan… juga… a yes… !” kata Rifda

seolah senang dengan apa yang kuperbuat, kumasukan kedalam mulutku dan kepalaku mulai bergerak maju mundur, kurasa sesuatu yang besar sedang berdenyut-benyut di dalam mulutku,

“Ach… ternyata pandai juga kamu mempermain kan kontol dengan mulut.

“Oh… !” tangan Rudi mulai meremas pentil susuku yang mulai mengeras.

Aku memang pandai melakukan oral sex hal itu pun diakui oleh mantan suamiku dulu bahwa mulutku sangat hebat dal;am hal ciuman bibir dan mengulum kontolnya bahkan sering kali saat oral sex suamiku mengeluarkan spermanya di mulutku.

“Ehm… ehm… ehm… ” Aku sangat senang dan sangat merindukan batang hangat dan kenyal ini! “Oh… oh… ya… ouh… ” Rudi tampak sangat menyukai kulumanku kupermainkan lidahku pada kepala kontolnya, sambil memberikan Rudi kenikmatan kulihat PakDhe semakin mempercepat genjotannya, tak lama kemudian.

“Arch… a… ah… aku… sudah… kel… luar… pa… ak… a… ” kata Rifda, matanya

merem-melek menahan sesuatu yang keluar dari dalam tempiknya. Saat Rifda mulai sedikit lemas ternyata PakDhe mengeluarkan kontolnya dan melihat kearah Rudi seolah mengetahui maksud PakDhe Rudi pelan-pelan menarik kontolnya dari mulutku, yah PakDhe menuju kearahku sedang Rudi menuju tubuh Rifda, aku ragu apakaha aku akan melakukannya dengan orang yang sudah aku anggap sebagai orang tuaku ini, namun PakDhe ternyata langsung menarik pantatku hingga tuibuhku telentang pada kursi besar di belakangku dan kontolnya berada tepat didepan tempikku, mengetahui aku sudah terangsang dengan sekali tekan kontol PakDhe segera menerobos lobang tempikku sesaat terasa sakit


“Adu… h… pelan-pelan… dong PakDhe… !” Teriakku.

“Ah sorry Rin, lupa aku, tempik kamu sudah lama tak terisi ya! Tahan sebentar ya… kamu tahu ini ..enak..” kata PakDhe sambil menarik kontolnya dari dalam tempikku, aku merasa seluiruh isi tempikku tertarik.

“Pelan-pelan… ” kataku lagi, tapi ternyata Pakdhe langsung menggenjot kontolnya itu keluar masuk. Tiba-tiba rasa sakit yang kurasakan menjadi rasa geli dan nikmat

“Ah… a… ayou… lagi PakDhe… terus… sh… haa… ” yang kurasakan tempikku jebol

luar dalam namun ennaak sekali, sudah cukup lama bagiku waktu 4 bulan menanti yang seperti ini, aku tak peduli meski ini kudapat dari seorang yang selama ini menampungku. Saat sibuk menikmati sodokan kontol di tempikku sempat kulihat Rudi memompa pantatnya sementara Rifda mulutnya terbuka menahan nikmat yang akan dia dapat untuk kedua kalinya dengan posisi miring dan kaki kirinya terangkat sehingga memudahkan kontol gede milik Rudi mengobrak abrik isi tempiknya, tak berapa lama Rifda sudah memekik…


“Sudah Rud… aku… ah… !” tampak Rifda sudah mengalami orgasme yang keduanya. sementara kulihat muka PakDhe memerah menahan sesuatu

“Rin… torok… kamu… serr… et… aku tak… tahan… ah” PakDhe rupanya sudah mendapatkan ganjaran karena berani memasukan kontolnya ke milikku yang memang masih peret, dia menarik kontolnya dan mengeluarkan pejunya pada Susuku dan wajahku

“Ah… ah… ” teriak PakDhe setiap kali cairan itu keluar dari kepala kontolnya.

“Ya… PakDhe… !” kataku kecewa, aku belum merasa orgasme! Tak kuhiraukan PakDhe sibuk dengan kontolnya yang mulai mengecil, saat kumandang Rudi yang mengocok kontolnya sendiri dia tersenyum padaku dan akhirnya kontol yang cukup gede itu datang padaku, tangan Rudi memegang pantatku, aku tahu dia ingin posisi anjing nungging, kubalik tubuhku menghadap sandaran kursi sedang kedua lututku tersangga pinggiran kursi, tak nerapa lama kontol Rudi sudah digesekgesekkan pada pantatku yang putih mulus,

“Ayoh Rud kamu mau merasakan seperti yang di rasakan PakDhe?” kataku nakal, aku tak tahu dan tak mau tahu apa yang kulakukan yang pasti aku mendapatkannya saat ini, akhirnya Rudi pun memasukan kontolnya ke dalam tempikku.

“A… euh… ah… em… ya… ” kontol yang menerobos di bawahku memang terasa sangat gede seolah menyentuh rongga-rongga di dalam tempikku. Pantas Rifda mulut Rifda tak bersuara apa-apa ternyata ini yang dirasakannya.

“Eh… eh… eh… ” Rudi menekan maju mundur kontolnya sementara tangannya meremas susuku dan bibirnya mencium punggungku, cukup lama Rudi menggenjot tubuhku dari belakang, kini dia memintaku untuk berdiri menghadap tubuhnya dengan mengangkat kaki kiriku dia memasukan kontolnya dari depan

“Ya… h… he… he..lagi… lagi… ” nafasku terengah-engah menahan serangan Rudi yang belum pernah ku lakukan dengan mantan suamiku dulu. Sensansi yang luar biasa aku dapatkan dari laki-laki ini, sentakannya sangat mantab dan sodokkan kontolnya sangat luar biasa

“Rud… puaskan… puaskan… a.. ku… kontol… Ter… us… sh… ” kata-kataku tak terkontrol lagi karena tempikku merasakan hal yang sangat luar biasa dan belum pernah aku merasakan yang seperti ini. Akhirnya aku merasa kebelet pipis dan geli bercampur menjadi satu…

“Aku… ae… kelu… ar Rud… ah..” Puas, aku puas! Jeritku dalam hati ini kontol yang aku harapkan setiap masturbasi, sementara Rudi tetap mengocok kontolnya sambil menahan tubuhku yang terasa lemas agar tak terjatuh,

“Pepek kamu… mem… mang… enak… ach” akhirnya Rudi menarik kontolnya dari tempikku dan menyemprotkan Spermanya ke mukaku.

“Ah… hangat… enakkan… Rud?” tampaknya tempikku memuaskan Rudi.


Baca Juga : Cerita Dewasa Kenangan Bersama Mahasiswi Kedokteran


Cahaya terang dari kamera yang merekam semua tadi tampak meng-close up muka ku yang tampak ceria!


Akhirnya, aku menikmati semua ini, semua kulakukan dengan senang hati. Karena BuDhe adalah ketua dari semua pekerjaan ini dan Rifda dan Agatha adalah Teman SMPku, sehingga aku bekerja menjadi pemain film blue seperti yang dulu sering kulihat di keping VCD.


Rabu, 22 Februari 2023

Cerita XXX Nikmatnya Tubuh Seksi Suster Cantik

 





PUJA88 > Cerita XXX Nikmatnya Tubuh Seksi Suster Cantik - Saat itu aku sedang dirawat di rumah sakit, ada seorang perawat dengan tubuhnya yang sungguh sangat mengoda. Pada suatu pagi perawat yang seksi itu masuk ke ruang dimana aku dirawat, aku sangat terpesona dengan buah pantat padat penuh berisi sehingga aku tak mampu lagi menahan gejolak darah mudahku yang memanas, hingga tanpa sadar tangan kananku menyambar buah pantat perawat yang pada waktu itu sedang membenahi selimutku


Sungguh kepalang tangung, begitu tangan kananku mendarat di permukakan pantat perawat itu aku terus meremas-remas dengan nafsu yang membara, sehinga aku tak mempedulikan lagi sekeliling sampai pada saat perawat itu mengingatkan aku dengan suara yang begitu lembut bahkan sepertinya suara itu mencoba untuk mengoda dan mempermainkan birahi yang sudah tak tertahankan lagi.


“Ssst.. jangan begitu dong, ini kan masih pagi”, ucapnya lembut, aku semakin bernafsu apalagi saat posisi tubuh perawat itu sedang membungkukkan dadanya yang memungkinkan aku memandangi buah dada yang merekah serta mempesona sungguh mengemaskan, apalagi dua kancing bajunya terlepas, atau ada kemungkinan sengaja di bukanya.


Setelah perawat itu merapikan selimut yang menutupi tubuhku, dia meninggalkan kamar tampat aku terkapar dan tersiksa oleh nafsu yang memuncak karena tak tersalurkan. Setelah beberapa menit nafsu itu mereda, aku mulai sadar dan merasa malu dengan tingkah lakuku yang sangat memalukan dan tentunya perawat itu sangat tersinggung terhadap perlakuanku yang tidak senonoh terhadapnya.


Paginya aku berniat untuk meminta maaf kepada perawat yang seksi itu, tapi ternyata perawat lain yang bertugas pada pagi itu. Dan ternyata ada perubahan jadwal, aku semakin merasa berdosa karena mungkin disebabkan tingkah laku kurang ajarku terhadap perawat seksi itu, sehingga dia tidak nyaman lagi menunaikan tugasnya sebagai perawat.


Jam di dinding menunjukkan pukul sembilan malam, aku bosan melihat TV dan kumatikan saja TV-nya, aku mulai memikirkan suster seksi yang begitu mempesona dan sangat mengairahkan libidoku yang sangat mudah untuk di pancing, tanpa kusadari alat vitalku semakin mengeras dan secara naluri tanganku menyusup ke dalam pakaian yang menempel di badanku, yang sebenarnya sangat longgar dan praktis hanya sekedar menempel saja karena bentuknya seperti daster pendek dengan tali di sisi kanan kirinya.


Dan tanganku mulai meremas-remas pusaka kejantananku. Tiba-tiba ujung kepala pusaka kejantananku serasa dibelai-belai dengan lembut oleh orang lain dan, “Hmm… Bisa aku bantu membelai kepala kecilmu ini?”, suara itu terdengar sangat lembut dan mengoda, dan ternyata suara lembut itu keluar dari sepasang bibir yang merah merekah milik perawat seksi itu, dan kedatangannya begitu tiba-tiba hingga tidak kusadari kehadirannya.


Sebelum aku mengeluarkan kata dari mulutku, perawat seksi itu menempelkan telunjuknya ke bibirku, sehingga aku tidak mampu berbuat apa-apa lagi selain tidur telentang serta memandangi gadis seksi berseragam perawat itu dengan kaki yang masih di semen dan menggantung.


Perawat itu satu persatu membuka kancing bajunya, lalu di biarkannya seragam itu merambat turun jatuh ke lantai. Buah dada yang mempesona itu tampak samakin mempesona, apalagi setelah penutup dada yang terlihat kecil di banding gumpalan daging mulus yang besar dan berisi, membuat tubuhku semakin bergetar dengan nafsu yang tak mampu kukendalikan lagi.


“Kamu pasti selalu memikirkan aku atau paling tidak berfantasi tentang tubuh ini. Sekarang kamu bisa melihatnya dengan jelas bahkan kamu bisa memegang sekaligus merasakan tubuhku ini.” Gadis itu semakin mendekat, hingga tanganku mampu membelai lembut kulit mulus itu.


Perawat tak berseragam itu mencium bibirku dan aku pun tak mau kalah lalu berusaha melumat bibir dan mempermainkan lidahnya, setelah itu kemudian dia naik ke atas tubuhku dengan posisi pantat di atas kepalaku dan kepalanya di atas selangkanganku, dengan lembut dia menyingkap kain yang menutup selangkanganku, karena aku tidak memakai celana dalam sehingga dengan mudahnya perawat itu menelanjangi selangkanganku kemudian dia mengenggam dan meremas-remas hingga pelirku mengeras lalu dia lembutnya menjilati kepala pusakaku yang sudah membengkak itu.


“Ayo dong, mainin juga punyaku”, tegur perawat itu di sela-sela kesibukannya. Tanpa pikir panjang lagi aku melepas celana mungil berwarna pink itu lalu kusingkap rambut yang munutupi liang kewanitaannya, kubelai-belai dengan lembut belahan bibir kewanitaan itu dan aku mulai mempermainkannya dengan lidahku, terasa olehku aroma yang nikmat.


“Eest… nikmatnya mmh.. uuh..!” Perawat itu mendesah terdengar sangat erotis sekali. “Aaah… huuh..!” Kurasakan begitu nikmatnya serangan yang ia gencarkan, dengan semangat aku menjulurkan lidahku dalam belahan bibir senggamanya yang mempesona itu, kemudian setelah liang sorganya mulai mengeluarkan cairan kenikmatan, kugigit lembut klitoris di liang kewanitaannya, “Ssst.. hhm.. gitu dong kan nikmat, pintar juga kamu huuu.. esst..” Desah perawat itu di tengah deraian birahi yang mengelora. Setelah beberapa lama kemudian dia turun lalu mengambil sesuatu dari saku seragamnya yang tergeletak di lantai, lalu dia kembali mendekat terus ia menyobek bungkusnya dan ternyata barang itu sebuah kondom, setelah itu dia memakaikan kondom tersebut ke batang kejantananku yang sudah keras dan membengkak.


Kemudian sekarang dia menggambil posisi nangkring di atas selangkanganku, lalu dia berusaha memasukkan batang kemaluanku ke liang kewanitaannya, begitu kepala kemaluanku sudah dalam posisi yang tepat dia menghempaskan pantatnya ke bawah sampai seluruh batang pelirku tertelan ke dalam liang kewanitaannya, dengan lembut dia mengangkat pantatnya, lalu menghempaskannya lagi, gerakan itu terus ia lakukan dengan mulutnya tak henti-hentinya mendesah dan terlihat olehku kedua buah dadanya yang montok itu ikut terpantul-pantul naik turun begitu indahnya, aku berusaha meraih buah dada itu kemudian aku meremas-remas sambil kupermainkan putingnya dengan jari-jariku.


Baca Juga: Cerita Dewasa Hilangnya Keperjakaanku Saat Ke Rumah Dosenku


Desahan yang saling bertautan terdengar semakin membahana, hingga kurasakan tubuh perawat itu menegang, kemudian kurasakan cairan hangat menyembur di batang kemaluanku yang berada di dalam liang senggamanya dengan dibarengi desahan panjang. Tak lama kemudian kurasakan hormonku mengumpul pada satu tempat lalu tanpa dapat kubendung lagi, kejantananku menyemburkan cairan sperma. Sampailah kami pada puncak kenikmatan yang kami dambakan.


“Hhhm… boleh juga kejantananmu”, terlihat air muka perawat itu penuh kepuasan. Setelah dia mengenakan kembali seragamnya tanpa sempat mengenakan pakaian dalamnya ia berlalu keluar ruangan dan meninggalkan celana dalam pink yang masih kugenggam dan batang kemaluanku masih terbungkus kondom dengan sperma di ujungnya, aku sendiri merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih tertinggal dalam diriku.


Selasa, 21 Februari 2023

Cerita Dewasa Anak Tetangga Yang Menggairahkan





 PUJA88 > Anak Tetangga Yang Menggairahkan - Aku seorang pegawai di salah satu perusahaan swasta di kota DKI, nama aku Iwan. Aku berumur 30 tahun dengan tinggi badan 170 cm serta berat badan 65 kg dan kata cewek-cewek sih, aku memiliki wajah dan tubuh yang sangat ideal untuk seorang laki-laki bujangan. Perusahaan tempat aku kerja memberlakukan lima hari kerja yaitu setiap hari senin sampai Jumat, sehingga setiap hari sabtu aku selalu berada di rumah yang merupakan salah satu kompleks elit di kota aku itu. Setiap hari sabtu aku selalu mengisi waktu dengan melihat situs porno, majalah porno, dan menonton film pornoh yang aku sewa di salah satu rental yang berada di kompleks tersebut, dan hal itu berlangsung selama berbulan-bulan.



Suatu saat hal tersebut tidak aku lakukan lagi karena setelah aku melihat Riska anak tetangga aku yang masih duduk di kelas 1 SMP yang kira-kira berumur 12 tahun dan aku sangat terpesona dengan kemolekan tubuh anak tersebut. Riska memiliki tubuh yang indah untuk ukuran anak seumur dia dengan tinggi badan sekitar 155 cm dan berat badan sekitar 45kg serta memiliki dua bukit kembar yang berukuran sedang yang tercermin dari tonjolan padat dibalik seragam sekolah yang ketat dan tank top yang biasa dikenakannya dan yang tidak kalah menariknya lagi ia memiliki pantat yang sangat padat dan berisi yang terlihat dari rok sekolah setinggi lutut dan rok mini yang ia kenakan dan anehnya lagi aku tidak pernah melihat adanya garis CD yang ia kenakan, dan yang pasti memiawnya belum ditumbuhi bulu-bulu halus.


Aku sering melihat riska kesekolah setiap hari dengan sengaja berdiri didepan rumah sebelum aku berangkat kerja atau pada sore hari sepulang kerja di saat ia sedang jalan-jalan sore di sekitar kompleks dan pada saat itu aku selalu memandangi riska dengan sangat tajam dan penuh nafsu namun ia tak menyadarinnya dan sampai suatu hari riska mulai menyadarinya dan mulai membalas tatapan aku dengan mata yang sangat menggoda.


Sejak kejadian itu aku selalu terbayang-bayang dengan kemolekan riska setiap usai bekerja namun bukannya aku jatuh cinta padanya tapi aku suka akan kemolekan tubuhnya dan sangat bernafsu untuk mencicipinnya, tetapi nafsu birahi tersebut aku tahan dan aku lampiaskan dengan hanya memandangi tubuhnya dari balik pagar pada sore hari disaat ia sedang berjalan-jalan dikompleks. Riska selalu menggunakan tank top dan rok mini setiap akan berjalan-jalan disekitar kompleks bersama kakak dan sepupunya (Yani yang sedang kuliah smst 2 dan Neni yang duduk di sma kls 3) dan ini dia lakukan setiap sore.


Seperti biasanya pada sore hari setiap pulang kerja aku selalu menunggu riska untuk memandangi tubuhnya, tetapi pada saat itu aku heran karena riska hanya sendiri saja berjalan dengan sangat santai dan seperti biasa pula ia hanya memakai tank top yang pada saat itu berwarna kuning dan rok mini berwarna putih tembus pandang dan yang tidak terlalu ketat. Dengan sangat nafsu aku tatap dia dari balik pagar dan dia pun membalasnya dan tanpa aku sangka-sangka riska menuju ke pintu pagar rumah aku, dan dalam hati aku bertanya mungkin dia akan marah karena aku selalu menatapnya, tetapi hal tersebut tidak terjadi, dia malah tersenyum manis sambil duduk dideket didepan pagar rumah aku yang membuat nafsu aku semakin tinggi karena dengan leluasa aku dapat memandangi tubuh riska dan yang lebih mengasikan lagi ia duduk dengan menyilangkan pahannya yang membuat sebagian roknya tersingkap disaat angin meniup dengan lembutnya namun ia diam dan membiarkan saja. Dengan penuh nafsu dan penasaran ingin melihat tubuh riska dari dekat maka aku dekati dia dan bertannya "Duduk sendirian nih boleh aku temanin," dengan terkejut riska mambalikan wajahnya dan berkata "eh...... boooboleh." Aku langsung duduk tepat di sampingnya dikarenakan deker tersebut hanya pas untuk dua orang. Dan untuk mengurangi kebisuan aku bertannya pada riska "Biasanya bertiga, temennya mana..?", dengan terbata-bata riska berkata "Gi.. gini om, mereka i.. itu bukan temen aku tetapi kakak dan sepupu aku." aku langsung malu sekali dan kerkata "Sorry." kemudia riska menjelaskan bahwa kakak dan sepupunnya lagi ke salah satu mal namannya MM.


Riska mulai terlihat santai tetapi aku semakin tegang jantungku semakin berdetak dengan kerasnya dikarenakan dengan dekatnya aku dapat memandangi paha mulus riska ditambah lagi dua bukit kembarnya tersembul dari balik tank topnya apabila dia salah posisi. Diam-diam aku mencuri pandang untuk melihatnya namun dia mulai menyadarinya tetapi malah kedua bukit kembarnya tersebut tambah diperlihatkannya keaku yang membuat aku semakin salah tingkah dan tampa sengaja aku menyentuh pahanya yang putih tanpa ditutupi oleh rok mininya karena tertiup angin yang membuat riska terkejut dan riskapun tidak marah sama sekali sehingga tangan aku semakin penasaran dan aku dekapkan tangan aku ke pahanya dan dia pun tidak marah pula dan kebetulan pada saat itu langitpun semakin gelap sehingga aku gunakan dengan baik dengan perlahan-lahan tangan kiri aku yang berada di atas pahanya aku pindahkan ke pinggannya dan meraba-raba perutnya sambil hidungku aku dekatkan ketelingannya yang membuat riska kegelian karena semburan nafasku yang sangat bernafsu dan mata ku tak berkedip melihat kedua bukit kembarnya yang berukuran sedang dibalik tank topnya. Tanpa aku sadari tangan kiri aku telah menyusup kedalam tank top yang ia gunakan menuju kepunggunya dan disana aku menemukan sebuah kain yang sangat ketat yang merupakan tali BH nya dan dengan sigapnya tangan aku membuka ikatan BH yang dikenakan riska yang membuat tangan aku semakin leluasa ber gerilya dipunggunya dan perlahan-lahan menyusup kebukit kembarnya serta tangan kanan aku membuka ikatan tali BH riska yang berada di lehernya dan dengan leluasa aku menarik BH riska tersebut keluar dari tank topnya karena pada saat itu riska mengggunakan BH yang biasa digunakan bule pada saat berjemur. Setelah aku membuka BHnya kini dengan leluasa tangan aku meraba, memijit dan memelintir bukit kembarnya yang membuat riska kegelian dan terlihat pentil bukit kembarnya telah membesar dan berwarna merah dan tanpa ia sadari ia berkata "Terusss.. nikmattttt.. Ommmm........... ahh.. ahhhh...." Dan itu membuat aku semakin bernafsu, kemudian tangan aku pindahkan ke pinggannya kembali dan mulai memasukannnya ke dalam rok mini yang ia kenakan dengan terlebih dahulu menurunkan res yang berada dibelakang roknya, kemudian tangan aku masukan kedalam rok dan CDnya dan meremas-remas bokongnya yang padat dan berisi dan ternyata riska memakai CD model G string sehingga membuat aku berpikir anak SMP kayak dia kok sudah menggunakan G string tetapi itu membuat pikiranku selama ini terjawab bahwa riska selama ini menggunakan G string sehingga tidak terlihat adanya garis CD. Lima menit berlalu terdengar suara riska "Ahh.. terusss Om... terusss.. nikmattttt.. ahh.. ahhhh..." hanya kalimat itu yang keluar dari mulut riska pada saat aku menyentuh dan memasukan jari tengan aku ke dalam memiawnya yang belum ditumbuhi bulu-bulu tersebut dari belakang dan aku pun makin menggencagkan seranganku dengan mengocok memiawnya dengan cepat. Tiba-tiba pecahlah rintihan nafsu keluar dari mulut Riska.

"Ouuhhh.. Ommmm.. terus.. ahhh.. ahhhhhhhhh.. ahhhhhhhhhhhhhh.." riska mengalami orgasme untuk yang pertama kali.


Setelah riska mengalami orgasme aku langsung tersentak mendengar suara beduk magrib dan aku menghentikan seranganku dan membisikan kata-kata ketelinga riska "Udah dulu ya.." dengan sangat kecewa riska membuka matanya dan terlihat adanya kekecewaan akibat birahinya telah sampai dikepala dan aku menyuruhnya pulang sambil berkata "Kapan-kapan kita lanjutkan lagi," ia langsut menyahut "Ya om sekarang aja tanggung nih, lihat memiaw aku udah basah.." sambil ia memegang memiawnya yang membuat aku berpikir anak ini tinggi juga nafsunya dan aku memberinya pengertian dan kemudian ia pulang dengan penuh kekecewan tanpa merapikan tank top dan roknya yang resnya masih belum dinaikan namun tidak membuat rok mininya turun karena ukuran pingganya yang besar, tetapi ada yang lebih parah ia lupa mengambil BH nya yang aku lepas tadi sehingga terlihat bukit kembarnya bergoyang-goyang dan secara samar-samar terlihat putting gunung kembarnya yang telah membesar dan berwarna merah dari balik tank topnya yang pastinya

nonton streaming bokep akan membuat setiap orang yang berpapasan dengannya akan menatapnya dengan tajam penuh tanda tanya. Setelah aku sampai di rumah aku langsug mencium BH riska yang ia lupa, yang membuat aku semakin teropsesi dengan bentuk gunung kembarnya dan dapat aku bayangkan dari bentuk BH tersebut.


Sejak kejadian sore itu, lamunanku semakin berani dengan menghayalkan nikmatnya bersetubuh dengan riska namun kesempatan itu tak kunjung datang dan yang mengherankan lagi riska tidak pernah berjalan-jalan sore lagi dan hal tersebut telah berlangsung selama 1 minggu sejak kejadian itu, yang membuat aku bertanya apakah dia malu atau marah atas kejadian itu, sampai suatu hari tepatnya pada hari sabtu pagi dan pada saat itu aku libur, cuaca sangat gelap sekali dan akan turun hujan, aku semakin BT maka kebiasaan aku yang dulu mulai aku lakukan dengan menonton film porno, tapi aku sangat bosan dengan kaset tersebut. Hujanpun turun dengan derasnya dan untuk menghilangkan rasa malas dan bosan aku melangkah menuju keteras rumah aku untuk mengambil koran pagi, tapi setibanya didepan kaca jendela aku tersentak melihat seorang anak SMP sedang berteduh, ia sangat kedinginan dikarenakan bajunya basah semuannya yang membuat seluruh punggunya terlihat termasuk tali BH yang ia kenakan. Perlahan-lahan nafsuku mulai naik dan aku perhatikan anak tersebut yang kayaknya aku kenal dan ternyata benar anak tersebut adalah Riska, dan aku berpikir mungkin dia kehujanan saat berangkat sekolah sehingga bajunya basah semua. Kemudian aku mengatur siasat dengan kembali ke ruang tengah dan aku melihat film porno masih On, maka aku pun punya ide dengan megulang dari awal film tersebut dan akupun kembali ke ruang tamu dan membuka pintu yang membuat riska terkejut.


Pada saat riska terkejut kemudia aku bertannya pada dia "Lo riska ngak kesekolah nih?" dengan malu-malu riska menjawab "Ujan om.." aku langsung bertannya lagi "Ngak apa-apa terlambat."

"Ngak apa-apa om karena hari ini ngak ada ulangan umum lagi." riska menjawab dan aku langsung bertannya "Jadi ngak apa-apa ya ngak kesekolah?". "Ia om", riska menjawab dan dalam hati aku langsung berpikir bahwa selama ini riska tidak pernah kelihatan karena ia belajar untuk ulangan umum, dan inilah kesempatan yang aku tunggu-tunggu dan aku langsung menawarinya untuk masuk kedalam dan tanpa malu-malu karena udah kedingin dia langsung masuk kedalam ruang tamu dan langsung duduk dan pada saat itu aku memperhatikan gunung kembarnya yang samar-samat tertutupi BH yang terlihat dari balik seragam sekolahnya yang telah basah sehingga terlihat agak transparan.


Melihat riska yang kedinginan, maka aku menawari dia untuk mengeringkan badannya di dalam dan dia pun setuju dan aku menunjukan sebuah kamar di ruang tengah dan aku memberi tahu dia bahwa di sana ada handuk dan baju seadannya. Dengan cepat riska menuju ke ruang tengah yang disana terdapat TV dan sedang aku putar film porno, hal tersebut membuat aku senang, karena riska telah masuk kedalam jebakanku dan berdasarkan perkiraan aku bahwa riska tidak akan mengganti baju tetapi akan berhenti untuk menonton film tersebut. Setelah beberapa lama aku menunggu ternyata riska tidak kembali juga dan akupun menuju keruang tengah dan seperti dugaanku riska menonton film tersebut dengan tangan kanan di dalam roknya sambil mengocok memiawnya dan tangan kiri memegang bukit kembarnya. Aku memperhatikan dengan seksama seluruh tingkah lakunya dan perlahan-lahan aku mengambil handy cam dan merekam seluruh aktivits memegang dan mengocok memiaw dan bukit kembarnya yang ia lakukan sendiri dan rekaman ini akan aku gunakan untuk mengancamnya jika ia bertingkah. Setelah merasa puas aku merekamnya. Aku menyimpan alat tersebut kemudian aku dekati riska dari belakang.


Aku berbisik ketelinga riska, enak ya, riska langsung kaget dan buru-buru melepaskan tangannya dari memiaw dan bukit kembarnya, aku langsung menangkap tangannya dan berbisik lagi "Teruskan saja, aku akan membantumu." kemudian aku duduk dibelakang riska dan menyuruh riska untuk duduk di pangkuanku yang saat itu penisku telah menegang dan aku rasa riska menyadari adanya benda tumpul dari balik celana yang aku kenakan. Dengan perlahan-lahan, tanganku aku lingkarkan keatas bukit kembarnya dan ciumanku yang menggelora mencium leher putih riska, tangan kananku membuka kancing baju riska satu demi satu sampai terlihat bukit kembarnya yang masih ditutupi BH yang bentuknya sama pada saat kejadian yang sore lalu. Riska sesekali menggelinjat pada saat aku menyentuh dan meremas bukit kembarnya namun hal tersebut belum cukup, maka aku buka sebagian kancing baju seragam yang basah yang digunakan riska kemudian tagan kiri aku masuk ke dalam rok riska dan memainkan bukit kecilnya yang telah basah dan pada saat itu rok yang ia gunakan aku naikan ke perutnya dengan paksa sehingga terlihat dengan jelas G string yang ia gunakan. Aku langsung merebahkan badannya diatas karpet sambil mencium bibir dan telinganya dengan penuh nafsu dan secara perlahan-lahan ciuman tersebut aku alihkan ke leher mulusnya dan menyusup ke kedua gunung kembarnya yang masih tertutup BH yang membuat riska makin terangsang dan tanpa dia sadari dari mulutnya mengeluarkan desahan yang sangat keras.


"Ahhhhh terussssssss Omm........ terusssssss.... nikmattttttt..... ahh.... ahhhhhhhhhhh....... isap terus Om.. Ahhhh........ mhhhhhhhh. Omm..."

Setelah lama mengisap bukit kembarnya yang membuat pentil bukit kembarnya membesar dan berwarna merah muda, perlahan-lahan ciuman aku alihkan ke perutnya yang masih rata dan sangat mulus membuat riska tambah kenikmatan.

"Ahh ugggh.... uuhh.... agh.... uhh.... aahh", Mendengar desahan riska aku makin tambah bernafsu untuk mencium memiawnya, namun kegiatanku di perut riska belum selesai dan aku hanya menggunakan tangan kiri aku untuk memainkan memiawnya terutama klitorisnya yang kemudian dengan menggunakan ketiga jari tangan kiri aku, aku berusaha untuk memasukan kedalam memiaw riska, namun ketiga jari aku tersebut tidak pas dengan ukuran memiawnya sehingga aku mencoba menggunakan dua jari tetapi itupun sia-sia yang membuat aku berpikir sempit juga memiaw anak ini, tetapi setelah aku menggunakan satu jari barulah dapat masuk kedalam memiawnya, itupun dengan susah payah karena sempitnya memiaw riska. Dengan perlahan-lahan kumaju mundurkan jari ku tersebut yang membuat riska mendesah.

"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.

"Ah... tekan Omm.. enaaaakkkkk...terusssss Ommm..." Sampai beberapa menit kemudia riska mendesah dengan panjang.

"Ahh ugggh..., uuhh..., agh..., uhh..., aahh", yang membuat riska terkulai lemah dan aku rasa ada cairan kental yang menyempor ke jari aku dan aku menyadari bahwa riska baru saja merasakan Orgasme yang sangat nikmat. Aku tarik tangan aku dari memiawnya dan aku meletakan tangan aku tersebut dihidungnya agar riska dapat mencium bau cairan cintannya.


Setelah beberapa saat aku melihat riska mulai merasa segar kembali dan kemudian aku menyuruh dia untuk mengikuti gerakan seperti yang ada di film porno yang aku putar yaitu menari striptis, namun riska tampak malu tetapi dia kemudian bersedia dan mulai menari layaknya penari striptis sungguhan. Perlahan-lahan riska menanggalkan baju yang ia kenakan dan tersisa hanyalah BH seksinya, kemudian disusul rok sekolahnya yang melingkar diperutnya sehingga hanya terlihat G string yang ia kenakan dan aku menyuruhnya menuju ke sofa dan meminta dia untuk melakukan posisi doggy, riska pun menurutinya dan dia pun bertumpuh dengan kedua lutut dan telapak tangannya. Dengan melihat riska pada posisi demikian aku langsug menarik G string yang ia kenakan ke arah perutnya yang membuat belahan memiawnya yang telah basah terbentuk dari balik G string nya, dan akupun mengisap memiawnya dari balik G string nya dan perlahan-lahan aku turunkan G string nya dengan cepat sehingga G string yang riska kenakan berada di ke dua paha mulusnya, sehingga dengan leluasa dan penuh semangat aku menjilat, meniup, memelintir klitorisnya dengan mulut aku.

"Aduh, Ommm...! Pelan-pelan dong..!" katanya sambil mendesis kesakitan Riska menjatuhkan tubuhnya kesofa dan hanya bertumpuh dengan menggunakan kedua lututnya. Aku terus menjilati bibir memiawnya, klitorisnya, bahkan jariku kugunakan untuk membuka lubang sanggamanya dan kujilati dinding memiawnya dengan cepat yang membuat riska mendesah dengan panjang.

"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".

"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh".

"Oooom..., uuhh..." Riska menggeliat-geliat liar sambil memegangi pinggir sofa.

"Ahhh... mhhh... Omm..." demikian desahannya. Aku terus beroperasi dimemiawnya. Lidahku semakin intensif menjilati liang kemaluan Riska. Sekali-sekali kutusukkan jariku ke dalam memiawnya, membuat Riska tersentak dan memiawik kecil. Kugesek-gesekkan sekali lagi jariku dengan memiawnya sambil memasukkan lidahku ke dalam lubangnya. Kugerakkan lidahku di dalam sana dengan liar, sehingga riska semakin tidak karuan menggeliat.


Setelah cukup puas memainkan vaginanya dengan lidahku dan aku dapat merasakan vaginanya yang teramat basah oleh lendirnya aku pun membuka BH yang dikenakan riska begitupun dengan G string yang masih melingkar dipahanya dan aku menyuruh di untuk duduk disofa sambil menyuruh dia membuka celana yang aku gunakan, tetapi riska masih malu untuk melakukannya, sehingga aku mengambil keputusan yaitu dengan menuntun tanggannya masuk ke balik celana aku dan menyuruh dia memegang penis aku yang telah menegang dari tadi. Setelah memegang penis aku, dengan sigapnya seluruh celana aku (termasuk celana dalam aku) di turunkannya tanpa malu-malu lagi oleh riska yang membuat penis aku yang agak besar untuk ukuran indonesia yaitu berukuran 20 cm dengan diameter 9 cm tersembul keluar yang membuat mata riska melotot memandang sambil memegangnya, dan aku meminta riska mengisap penis aku dan dengan malu-malu pula ia mengisap dan mengulum penis aku, namun penisku hanya dapat masuk sedalam 8 cm dimulut riska dan akupun memaksakan untuk masik lebih dalam lagi sampai menyentuh tenggorokannya dan itu membuat riska hampir muntah, kemudian ia mulai menjilatinya dengan pelan-pelan lalu mengulum-ngulumnya sambil mengocok-ngocoknya, dihisap-hisapnya sembari matanya menatap ke wajahku, aku sampai merem melek merasakan kenikmatan yang tiada tara itu. Cepat-cepat tangan kananku meremas bukit kembarnya, kuremas-remas sambil ia terus mengisap-isap penisku yang telah menegang semakin menegang lagi. Kemudian aku menyuruh riska mengurut penisku dengan menggunakan bukit kembarnya yang masih berukuran sedang itu yang membuat bukit kembar riska semakin kencang dan membesar. Dan menunjukan warna yang semakin merah.


Setelah puas, aku rebahkan tubuh riska disofa dan aku mengambil bantal sofa dan meletakan dibawan bokong riska (gaya konvensional) dan aku buka kedua selangkangan riska yang membuat memiawnya yang telah membesar dan belum ditumbuhi bulu-bulu halus itu merekah sehingga terlihat klitorisnya yang telah membesar. Batang penisku yang telah tegang dan keras, siap menyodok lubang sanggamanya. Dalam hati aku membatin,

"Ini dia saatnya... lo bakal habis,riska..!" mulai pelan-pelan aku memasukkan penisku ke liang surganya yang mulai basah, namun sangat sulit sekali, beberapa kali meleset, hingga dengan hati-hati aku angkat kedua kaki riska yang panjang itu kebahu aku, dan barulah aku bisa memasukan kepala penisn aku, dan hanya ujung penisku saja yang dapat masuk pada bagian permukaan memiaw riska.

"Aduhhhhhh Omm.. aughhhhghhhhh... ghhh... sakit Omm..." jerit Riska dan terlihat riska menggigit bibir bawahnya dan matanya terlihat berkaca-kaca karena kesakitan. Aku lalu menarik penisku kembali dan dengan hati2 aku dorong untuk mencoba memasukannya kembali namun itupun sia-sia karena masih rapatnya memiaw riska walaupun telah basah oleh lendirnya. Dan setelah beberapa kali aku coba akhirnya sekali hentak maka sebagian penis aku masuk juga. Sesaat kemudian aku benar-benar telah menembus "gawang" keperawanan riska sambil teriring suara jeritan kecil.

"Oooooohhhhgfg..... sa... kiiiit.... Sekkkallliii.... Ommmmm....", dan aku maju mundurkan penis aku kedalam memiaw riska "Bless, jeb..!"

jeb! jeb! "Uuh..., uh..., uh..., uuuh...", ia mengerang.

"Auuuuuggggkkkk..." jerit Riska.

"Ommm Ahh..., matt.., maatt.., .ii... aku..."

Mendengar erangan tersebut aku lalu berhenti dan membiarkan memiaw riska terbiasa dengan benda asing yang baru saja masuk dan aku merasa penis aku di urut dan di isap oleh memiaw riska,namun aku tetap diam saja sambil mengisap bibir mungilnya dan membisikan "Tenang sayang nanti juga hilang sakitnya, dan kamu akan terbiasa dan merasa enakan."


Sebelum riska sadar dengan apa yang terjadi, aku menyodokkan kembali penisku ke dalam memiaw riska dengan cepat namun karena masih sempit dan dangkalnya nya memiaw riska maka penisku hanya dapat masuk sejauh 10 cm saja, sehingga dia berteriak kesakitan ketiga aku paksa lebih dalam lagi.

"Uhh..., aahh..., ugghh..., ooohh".

"Hmm..., aumm..., aah..., uhh..., ooohh..., ehh". "Ooommm...,sakkkitt...... uuhh..., Ommm...,sakitttt........... ahh".

"Sakit sekali............ Ommm..., auhh..., ohh..."

"Riska tahan ya sayang". Untuk menambah daya nikmat aku meminta riska menurunkan kedua kakinya ke atas pinggulku sehingga jepitan memiawnya terhadap penisku semakin kuat.. Nyaman dan hangat sekali memiawnya..! Kukocok keluar masuk penisku tanpa ampun, sehingga setiap tarikan masuk dan tarikan keluar penisku membuat riska merasakan sakit pada memiawnya. Rintihan kesakitannya semakin menambah nafsuku. Setiap kali penisku bergesek dengan kehangatan alat sanggamanya membuatku merasa nikmat tidak terkatakan. Kemudian aku meraih kedua gunung kembar yang berguncang-guncang di dadanya dan meremas-remas daging kenyal padat tersebut dengan kuat dan kencang, sehingga riska menjerit setinggi langit. Akupun langsung melumat bibir riska membut tubuh riska semakin menegang.

"Oooom...., ooohh..., aahh..., ugghh..., aku..., au..., mau..., ah..., ahh..., ah..., ah..., uh..., uhh", tubuh riska menggelinjang hebat, seluruh anggota badannya bergetar dan mengencang, mulutnya mengerang, pinggulnya naik turun dengan cepat dan tangannya menjambak rambutku dan mencakar tanganku, namun tidak kuperdulikan. Untunglah dia tidak memiliki kuku yang panjang..!

Kemudian riska memeluk tubuhku dengan erat. Riska telah mengalami orgasme untuk yang kesekian kalinya.

"Aaww..., ooww..., sshh..., aahh", desahnya lagi.

"Aawwuuww..., aahh..., sshh..., terus Ommm, terruuss..., oohh"

"Oohh..., ooww..., ooww..., uuhh..., aahh... ", rintihnya lemas menahan nikmat ketiga hampir 18 cm penisku masuk kedalam memiawnya dan menyentuh rahimmnya.

"Ahh..., ahh..., Oohh..." dan, "Crrtt..., crtr.., crt..., crtt", air maninya keluar.

"Uuhh... uuh... aduh.. aduh... aduhh.. uhh... terus.. terus.. cepat... cepat aduhhh..!"

Sementara nafas saya seolah memburunya, "Ehh... ehhh... ehh.."

"Uhhh... uhhh.... aduh... aduh... cepat.. cepat Ommm... aduh..!"

"Hehh.. eh... eh... ehhh.."

"Aachh... aku mau keluar... oohh... yes," dan... "Creeet... creeet... creeet..."

"Aaaoooww... sakit... ooohhh... yeeaah... terus... aaahhh... masukkin yang dalam Ommm ooohhh... aku mau keluar... terus... aahhh... enak benar, aku... nggak tahaaan... aaakkhhh..."


Setelah riska orgasme aku semakin bernafsu memompa penisku kedalam memiawnya, aku tidak menyadari lagi bahwa cewek yang aku nikmati ini masih ABG berumur 12 tahun. Riska pun semakin lemas dan hanya pasrah memiawnya aku sodok. Sementara itu ... aku dengarkan lirih ... suara riska menahan sakit karena tekanan penisku kedalam liang memiawnya yang semakin dalam menembus rahimnya. Aku pun semakin cepat untuk mengayunkan pinggulku maju mundur demi tercapainya kepuasan. Kira-kira 10 menit aku melakukan gerakan itu. Tiba-tiba aku merasakan denyutan yang semakin keras untuk menarik penisku lebih dalam lagi, dan..

"Terus.., Omm.., terus.. kan..! Ayo.., teruskan... sedikit lagi.., ayo..!" kudengar pintanya dengan suara yang kecil sambil mengikuti gerakan pinggulku yang semakin menjadi. Dan tidak lama kemudian badan kami berdua menegang sesaat, lalu.., "Seerr..!" terasa spermaku mencair dan keluar memenuhi memiaw riska, kami pun lemas dengan keringat yang semakin membasah di badan.


Aku langsung memeluk riska dan membisikan "Kamu hebat sayang, apa kamu puas..?" diapun tersenyum puas, kemudian aku menarik penis aku dari memiawnya sehingga sebagian cairan sperma yang aku tumpahkan di dalam memiawnya keluar bersama darah keperawanannya, yang membuat nafsuku naik kembali, dan akupun memompa memiaw riska kembali dan ini aku lakukan sampai sore hari dan memiaw riska mulai terbiasa dan telah dapat mengimbagi seluruh gerakanku dan akupun mengajarinya beberapa gaya dalam bercinta. Sambil menanyakan beberapa hal kepadanya "Kok anak SMP kaya kamu udah mengenakan G string dan BH seksi" riska pun menjelaskannya "bahwa ia diajar oleh kakak dan sepupunya" bahkan katanya ia memiliki daster tembus pandang (transparan). Mendengar cerita riska aku langsung berfikir adiknya saja udah hebat gimana kakak dan sepupunya, pasti hebat juga. Kapan-kapan aku akan menikmatinya juga.


Setelah kejadian itu saya dan riska sering melakukan seks di rumah saya dan di rumahnya ketika ortu dan kakanya pergi, yang biasanya kami lakukan di ruang tamu, kamar tidur, kamar mandi, meja kerja, meja makan, dapur., halaman belakang rumah dengan berbagai macam gaya dan sampai sekarang, apabila saya udah horny tinggal telepon sama dia dan begitupun dengan dia. Riska sekarang telah berumur 14 tahun dan masih suka dateng mengunjungi rumah saya, bahkan riska tidak keberatan bila aku suruh melayani temen-temen aku dan pernah sekali ia melayani empat sekaligus temen-temen aku yang membuat riska tidak sadarkan diri selama 12 jam, namun setelah sadar ia meminta agar dapat melayani lebih banyak lagi katanya. Yang membuat aku berpikir bahwa anak ini maniak sex, dan itu membuat aku senang karena telah ada ABG yang memuaskan aku dan temen-temen aku, dan aku akan menggunakan dia untuk dapat mendekati kakak dan sepupunya.


Baca Juga : Cerita Dewasa Akibat Sange Berat


Untuk ABG yang mau ngesex dengan aku, aku tunggu emailnya. Dan untuk pembaca, sabar aja, aku akan menulis beberapa pengalamanku dengan para ABG di sekitar kompleks tempat tinggal aku diantaranya bersama Yani, Neni (kakak dan sepupu riska, Dini, Butet, Rhina, Mela, Nurul, dll.., dan adapula pengalaman ngesex dengan adik ipar 

Cerita Dewasa Bersama Resepsionis Cantik

PUJA88 > Cerita Dewasa Bersama Resepsionis Cantik - Aku sekarang berumur 37 tahun dan berprofesi sebagai direktur di sebuah perusahaan sw...